Gaos, Mahasiswa FST Unair Lolos Sekolah Staf Presiden

Selasa, 04 Juli 2023 06:29 WIB

Penulis:Asih

Editor:Asih

GAOS.webp
Gaos Tipki Alpandi, mahasiswa Fakultas Sains dan Teknologi (FST) Unair program studi Statistika yang terpilih menjadi bagian dari Sekolah Staf Presiden (SSP) 2023.

SURABAYA | halojatim.com – Kabar membanggakan kembali diraih mahasiswa Fakultas Sains dan Teknologi (FST) Universitas Airlangga (Unair). 

Dia adalah Gaos Tipki Alpandi mahasiswa angkatan 2020. Pasalnya pada pencapaian kali ini, Goas berhasil dinobatkan menjadi bagian dari Sekolah Staf Presiden (SSP) 2023. 

Apa itu SSP? 

Sekolah Staf Presiden (SSP) adalah program inkubator kepemimpinan nasional yang diadakan oleh Kantor Staf Presiden Republik Indonesia. 

BACA JUGA

Para peserta yang terpilih nantinya akan berkesempatan untuk mendapatkan pembinaan selama 14 hari di Gedung Bina Graha Istana Kepresidenan, Jakarta. 

“Pembinaan tersebut bertujuan untuk upskilling, reskilling, dan new skilling pemimpin muda sehingga nantinya dapat dipersiapkan jadi negarawan masa depan,” ucap mahasiswa program studi Statistika itu dikutip dari laman resmi Unair. 

Selain itu mereka juga akan belajar cara merumuskan kebijakan yang sesuai dengan tugas Kantor Staf Presiden. Seperti pengendalian program-program prioritas nasional, komunikasi politik, dan pengelolaan isu strategis. Sehingga mereka dapat belajar lebih terkait perkembangan politik di Sekolah Staf Presiden tersebut. 

Goas Bocorkan Alasan Mengikuti SSP 2023 

Tentunya sebagai mahasiswa kita tidak akan puas dengan satu pencapaian, sehingga dengan ketidakpuasan tersebut akan membuat diri kita selalu upgrade dan ingin mencari ilmu yang lebih. Hal itulah yang tentunya dirasakan oleh Goas pasalnya di semester tingkat akhir ini Goas tetap aktif dalam mencari pengalaman baru. 

“Alasan aku mendaftar dalam SSP 2023 ini adalah aku ingin mendapatkan pengalaman belajar langsung dari Kantor Staf Presiden RI. Karena kita tahu bahwa KSP RI tuh lembaga negara yang juga memiliki fungsi penting dalam pemerintahan,” jelasnya. 

Selain itu, ucap Goas bahwa dia ingin  belajar bagaimana cara implementasi suatu kebijakan baru. Sesimple dari pertanyaan yang sering muncul dibenaknya apakah semudah itu atau memang se-complicated itu dalam membuat kebijakan baru pada suatu pemerintahan.  

“Di samping rasa ingin tahu ku terhadap pertanyaan tersebut, aku juga ingin terjun langsung dalam belajar masalah-masalah negara yang di-handle KSP RI,” sambungnya.

Ikuti Rangkaian Seleksi yang Panjang 

Gaos terpilih menjadi salah satu peserta SSP dari 66.239 pendaftar secara nasional. Tentunya dengan jumlah peminat yang tinggi tersebut maka Goas juga harus mengikuti proses tahapan seleksi yang panjang untuk dapat bersaing dengan WNI usia 20-26 tahun lainnya. 

“Proses seleksi SSP dilakukan sebanyak 2 tahap utama yaitu Seleksi Berkas dan Seleksi Wawancara,” ucapnya. 

Tahap demi tahap akan menyeleksi begitu banyak pendaftar sehingga Goas juga harus menyusun strategi yang mantap dalam melalui setiap tahapnya. Gaos mengakui bahwa pengalaman pada kegiatan sebelumnya sangat membantu point penilaian pada proses penyeleksian. 

“Mungkin tips menyukseskan seleksi berkas dulu yaitu bagaimana bisa membuat esai terkait isu strategis sekarang. Esainya juga harus didukung data dan pastinya harus belajar menulis dengan benar,” katanya. 

Di samping itu, karena Kantor Staf Presiden RI ini mencari kandidat seorang pemimpin, maka pastinya para pendaftar juga harus bisa mencantumkan pengalaman-pengalaman yang berkaitan dengan kepemimpinan pada CV yang dikirimkan. Sehingga dari pengalaman tersebut dapat menjadi branding diri yang membuat panitia tertarik pada kita. 

“Pastikan pengalamannya harus outstanding, lalu juga penghargaan. Sebenarnya, pengalaman organisasi dan penghargaan ini bukan tips singkat, lebih ke tips jangka panjang yang merupakan hasil dari kerja keras kita semua selama beberapa tahun terakhir. Selama kalian aktif, aku yakin bisa memasukkan banyak pengalaman dan berpeluang besar diterima,” sarannya. 

“Dan dalam proses seleksi kalian juga harus menanamkan prinsip “lebih baik gagal daripada tidak pernah mencoba sama sekali”. Lebih baik gagal bisa belajar, daripada menyesal sudah menyerah di awal. Sehingga apapun nanti hasilnya kalian akan tetap berjuang semaksimal mungkin dengan usaha yang kalian miliki,” tutupnya.