MAHASIWA UNAIR SOSIALISASIKAN PUPUK BERBAHAN LIMBAH SISIK MUJAIR
SURABAYA I halojatim- Kementerian Sosial dan Lingkungan Hidup BEM FTMM Universitas Airlangga (SPMLH) bekerja sama dengan komunitas ARGON untuk melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat pada 28 Juni 2025. SPMLH dan ARGON mensosialisasikan pupuk Agro Nanoshield, sebuah inovasi berbasis teknologi nanokitosan dari limbah sisik ikan mujair, kepada warga Dusun Karangploso, Desa Ngerong, Kecamatan Gempol, Kabupaten Pasuruan.
‘’Kami melibatkan semua pihak dalam kegiatan ini. Inovasi ini akan mendukung keberlanjutan pengelolaan sawah karena memanfaatkan pupuk ramah lingkungan,’’ kata Ketua Pelakasana Kegiatan Reza Alifiah Azahra
Sebanyak 16 warga yang merupakan perwakilan dari petani, perangkat dusun, dan karang taruna hadir dalam kegiatan sosialisasi ini. Selama ini, warga Dusun Karangploso bergantung pada pupuk kimia yang berdampak buruk terhadap tanah dan hasil panen. Sementara itu, limbah sisik ikan dari tambak setempat menumpuk tanpa pemanfaatan. Di sisi lain, serangan hama yang kerap menyebabkan gagal panen juga memperparah kondisi tersebut. Oleh karena itu, teknologi nanokitosan hadir sebagai solusi yang mendukung pertanian berkelanjutan.
SPMLH dan ARGON melakukan sosialisasi kepada warga mengenai proses pembuatan pupuk nanokitosan. Mereka menjelaskan setiap tahap, mulai dari deproteinasi, demineralisasi, deasetilasi, hingga sintesis nanopartikel. Setelah itu, tim melakukan demonstrasi langsung cara mengaplikasikan pupuk nanokitosan pada tanaman padi. Langkah ini membuka wawasan warga terhadap teknologi pertanian yang aplikatif dan ramah lingkungan.
Warga Karangploso menyambut inovasi ini dengan sangat antusias. Mereka berharap pupuk Agro Nanoshield dapat memperkuat ketahanan tanaman terhadap hama dan memperbaiki kesuburan tanah. Program ini mendukung SDG 1 (Tanpa Kemiskinan) karena meningkatkan produktivitas dan pendapatan petani. Program ini juga mendukung SDG 2 (Tanpa Kelaparan) dengan meningkatkan ketahanan tanaman terhadap hama. Melalui penggunaan pupuk organik, program ini juga mencapai SDG 6 (Air Bersih dan Sanitasi Layak).
Sebagai tindak lanjut, tim akan memantau hasil penggunaan pupuk pada masa tanam berikutnya. Evaluasi bersama warga menjadi salah satu cara untuk menilai efektivitas penggunaan pupuk nanokitosan. Dengan pendekatan berkelanjutan ini, pupuk Agro Nanoshield memperkuat upaya pencapaian SDG 1, SDG 2, dan SDG 6. Inovasi ini diharapkan menjadi langkah awal dalam mengembangkan desa Karangploso menuju pertanian yang lebih mandiri dan berkelanjutan. (*)