UNAIR
Jumat, 09 September 2022 10:05 WIB
Penulis:Asih
Editor:Asih
SURABAYA | halojatim.com - Dosen Program Studi Teknik Industri i, Universitas Airlangga (Unair), dr Niko Azhari Hidayat, Sp BTKV(K), membuat aplikasi Medical Tourism Indonesia.
Medical Tourism Indonesia adalah platform ini menawarkan pelayanan komprehensif atau end to end service bidang kesehatan mulai dari penjemputan wisatawan medis, ketersediaan akomodasi, pengantaran ke fasilitas medis, serta trip wisata pemulihan, hingga pengantaran kembali ke tempat asal.
“Medical tourism Indonesia adalah Travelokanya rumah sakit,” jelas dr Nico, Jumat (9/9/2022).
BACA JUGA :
Lanjut dr Nico, inovasi ini diklaim mampu mendatangkan medical turis dari mancanegara serta meredam hasrat masyarakat Indonesia yang lebih memilih pengobatan di luar negeri.
Menurut jurnal International Medical Travel Journal (IMTJ), terdapat tiga juta orang Indonesia berobat keluar negeri dan menelan biaya lebih dari Rp 100 triliun setiap tahunnya.
“Ini merupakan salah satu langkah mendukung ekonomi negara melalui medical and tourism, sehingga masyarakat tidak perlu lagi berobat keluar negeri,” imbuh dr Nico.
Platform yang diluncurkan pada 2021 itu semula hanya berbentuk media sosial penyedia informasi seputar layanan medis.
Namun, untuk memberikan dampak yang lebih luas serta menyediakan fitur unggulan seperti halnya transparansi harga dalam pengobatan.
dr Nico beserta tim mulai mengembangan Medical Tourism Indonesia dalam bentuk aplikasi. dr Nico menyebut aplikasi ini sudah dapat digunakan oleh masyarakat luas.
“Kita sudah siapkan paymentnya, alur tata cara penggunaanya, tinggal yang terakhir ini mungkin sedang terus disempurnakan,” ucap dr Nico.
Scale up Inovasi
dr Nico menyebut inovasi membuat Medical Tourism Indonesia merupakan suatu bentuk scaleup dari inovasinya terdahulu.
Sebelumnya, Sekretaris Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Unair itu juga telah berhasil meluncurkan vascularindonesia.com, sebuah platform digital yang mempermudah pengobatan pasien dengan masalah pada pembuluh darah.
“Saya scaling up-nya bukan dalam ranah keuangan tetapi diaplikasikan dalam bentuk program lagi dan program yang saya kembangkan dengan nama vascular Indonesia health travel program itu pada tahun 2020, akhirnya bertransformasi menjadi wisata medis. Wisata medis ini menjadi platform yang kedua saya,” jelas dr Nico.
Lanjut dr Nico, segala wujud platform yang dikembangkan merupakan suatu bentuk pengabdian dirinya kepada masyarakat. Hal tersebut ia lakukan untuk memberikan kemudahan serta dampak positif yang dapat dirasakan masyarakat luas.
“Saya memang bukan bisnis murni karena saya dokter, saya bukan tipe orang yang harus untung bermiliar-miliar. Saya mendeklarasikan diri saya pada social impact,” tegas dokter spesialis bedah toraks kardiovaskular itu.
Bagikan
UNAIR
sebulan yang lalu
UNAIR
9 bulan yang lalu