Ini Alasan Kenapa Tidur Harus Gelap, 86.772 Orang Diteliti, Berpengaruh pada Mental
Halojatim.com- Sebanyak 86.772 orang diteliti terkait cara tidur mereka dengan menggunakan lampu terang.
Penelitian terhadap puluhan ribu orang ini dilakukan untuk melihat kondisi mental mereka, termasuk juga dengan kesehatan lainnya.
- Artis Peduli Kesehatan Percernaan Meramaikan Kawasan GBK di Acara Launching Perdana Morezlimme
- Udara di Palembang Jadi yang Terburuk Kedua di Indonesia, Ini Kota Peringkat Pertama?
- Anggota Polri Jadi Wisudawan Terbaik S3 FISIP Unair
- IKN Terapkan Konsep Kota Masa Depan Berkelanjutan
Sebuah penelitian baru-baru ini yang diterbitkan dalam Nature Mental Health menyebutkan paparan cahaya di malam hari dapat berdampak pada kesehatan mental.
Melasir Health News, penelitian tersebut melibatkan 86.772 orang yang semuanya diambil dari UK Biobank untuk menilai paparan mereka terhadap cahaya, tidur, aktivitas fisik, serta kesehatan mentalnya.
Paparan intensitas cahaya yang tinggi selama malam hari meningkatkan risiko depresi sebanyak 30%. Namun sebaliknya, paparan cahaya tinggi pada siang hari mengurangi risiko depresi sebesar 20%. Penemuan ini juga diuji pada individu yang menderita berbagai gangguan mental, termasuk perilaku melukai diri, psikosis, gangguan bipolar, kecemasan umum, dan PTSD, dan semua gangguan mental tersebut menunjukkan hasil serupa.
Temuan ini menunjukkan bahwa menghindari paparan cahaya yang kuat selama malam hari dan mencari cahaya yang lebih terang selama siang hari dapat menjadi cara efektif untuk mengurangi risiko gangguan kesehatan mental yang signifikan tanpa perlu menggunakan obat-obatan. Selain itu, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa efek paparan cahaya selama malam hari tidak dipengaruhi oleh faktor demografis, tingkat aktivitas fisik, musim dalam setahun, atau pekerjaan seseorang.
Penelitian tersebut mengungkapkan sistem biologis manusia modern saat ini telah dipaksa untuk kembali berevolusi mengikuti industri modern. Namun, otak manusia telah lelah untuk berevolusi untuk berfungsi mengikuti tuntutan zaman modern.
Namun, tetap saja hal itu tidak dapat terjadi setidaknya untuk banyak orang. Otak manusia memang telah dirancang untuk berfungsi paling baik dalam cahaya terang di siang hari dan kemudian beristirahat di malam hari dalam kondisi minim cahaya atau bahkan tanpa cahaya.
Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa manusia modern saat ini telah mencoba mengingkari sistem biologi dengan menghabiskan sekitar 90% waktunya di dalam ruangan di bawah penerangan listrik yang terlalu redup di siang hari dan terlalu terang di malam hari.
Hal tersebut menentang siklus cahaya alami dan akhirnya membingungkan tubuh manusia dan membuat manusia menjadi tidak sehat.
Gangguan kecemasan dan depresi merupakan gangguan kesehatan mental yang paling umum dan memengaruhi satu dari delapan individu, atau sekitar 970 juta orang di seluruh dunia pada tahun 2019.
Namun tingginya jumlah penderita gangguan mental dihadapkan dengan masalah tidak memadainya akses terhadap layanan kesehatan mental. Oleh karena itu, penelitian juga menyebutkan untuk menurunkan kemungkinan menderita penyakit mental, orang-orang perlu meningkatkan paparan cahaya di siang hari dan menguranginya di malam hari.