Pakar Sebut Cawapres Terlalu Banyak Jualan Kecap Alias Janji Manis soal Ekonomi

ifta - Rabu, 27 Desember 2023 06:38 WIB
Tiga Pasangan Capres-Cawapres saat mengambil undian nomor urut peserta Pilpres 2024 di KPU, Selasa 14 November 2023

JAKARTA, Halojatim.com – Debat para calon wakil presiden (cawapres) masih banyak menjual janji janji manis atau orang biasa menyebut jualan kecap.

Hal ini terlihat saat cawapres debat dengan tema ekonomi yang membahas terkait ekonomi kerakyatan dan digital, keuangan, investasi, pajak, perdagangan, pengelolaan APBN/APBD, infrastruktur, dan perkotaan.

Dalam debat ini banyak janji yang diberikan, namun sangat minim tawaran solusi yang diberikan para kandidat.

Peneliti Bidang Ekonomi The Indonesian Institute, Center for Public Policy Research (TII) Putu Rusta Adijaya berpendapat bahwa debat tema ekonomi masih membeberkan janji terlalu manis.

“Debat ekonomi oleh para cawapres ini masih belum memberikan solusi atas permasalahan yang ada. Banyak janji dan target yang bisa dibilang progresif, tapi minim upaya dan solusi yang ditawarkan pada saat debat,” tuturnya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa, 26 Desember 2023.

Putu mengatakan alangkah baiknya jika janji ekonomi para cawapres dari ketiga pasangan calon (paslon), memperhitungkan berbagai pertimbangan kemungkinan ketidakpastian.

“Janji seperti membuat 40 kota selevel Jakarta, GDP growth 7% itu menurut saya sangat progresif. Namun, saya belum tahu apakah janji ini sudah memperhitungkan berbagai pertimbangan kemungkinan ketidakpastian,” katanya.

Pada tahun 2024, lanjut Putu, kemungkinan konflik geopolitik Ukraina-Rusia semakin memanas, eskalasi perang Israel-Hamas yang menyebar ke regional, disrupsi perubahan iklim terhadap rantai pasok global, peningkatan suku bunga, serta kemungkinan resesi global.

“Tidak hanya Indonesia yang menyelenggarakan Pemilu di tahun 2024, Amerika Serikat, India, dan beberapa negara lainnya juga akan Pemilu,” paparnya.

Oleh karena itu, Putu menyebut kebijakan ekonomi Indonesia sebelum Pemilu seharusnya juga perlu menjadi pertimbangan dalam menentukan kebijakan ekonomi para paslon yang dijabarkan para cawapres dalam debat beberapa waktu lalu.

Dia berpendapat bahwa seharusnya debat ekonomi cawapres tidak hanya memberikan janji manis semata, tetapi juga memberikan solusi atas permasalahan.

“Terkait dengan investasi, misalnya, yang diutarakan masih cenderung investasi dari luar negeri. Padahal, investor dalam negeri juga tidak kalah penting,” tambahnya lagi.

Putu menilai seharusnya para cawapres juga lebih berani dan keluar dari zona nyaman dalam membicarakan tema-tema ekonomi. Dia menilai tema ekonomi yang dibahas oleh para cawapres masih sangat terbatas.

“Kenapa para cawapres selalu berbicara PDB, tapi jarang berbicara Indeks Pembangunan Manusia. Ada tema keuangan, belum berbicara tentang keuangan berkelanjutan. Sektor keuangan yang mendanai proyek hijau itu bagaimana upaya dan insentif, disentifnya. Mungkin tidak bisa dibahas dalam sesi pertanyaan dari panelis, tapi sayang tidak dipertanyakan dalam sesi tanya jawab antar cawapres,” tutupnya.

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Drean Muhyil Ihsan pada 26 Dec 2023

RELATED NEWS