Tidak Hadir UTBK, Peserta Dinyatakan Gugur,

Selasa, 13 April 2021 22:18 WIB

Penulis:Asih

images (1).jpeg
Prof Mohammad Nasih. undefined

Para peserta yang tidak hadir dalam Ujian Tertulis Berbasis Komputer (UTBK) 2021 hari pertama Senin (12/4/2021) ditanyakan gugur. 

Panitia tidak akan mengakomodir ketidakhadiran peserta dengan alasan apapun. Termasuk peserta yang terkena Covid-19. “Khusus yang kena Covid-19, uang pendaftaran akan kita kembalikan,” ujar  Ketua Pusat Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT), Prof Mohammad Nasih saat meninjau pelaksanaan UTBK di Kampus C Universitas Airlangga (Unair). 

Sebelum pelaksanaan UTBK, LTMPT telah mengimbau agar peserta untuk melakukan isolasi mandiri.  Sehingga memang jika tidak bisa hadir karena alasan Covid-19, panitia tidak bisa mengakomodasi di sesi cadangan, tapi uang pendaftaran akan dikembalikan.

Sesi cadangan ini pada tahun lalu digunakan untuk peserta yang tidak bisa mengikuti jadwal karena sakit ataupun hasil rapid testnya positif.  Namun, karena banyaknya peminat  UTBK tahun ini, maka sesi cadangan akhirnya digunakan sebagai sesi tambahan yang terjadwal.

"Kalau kami mengeluarkan sesi cadangan tambahan, maka kami harus menyiapkan soal lagi. Sedangkan soal sudah kami siapkan sebelumnya sesuai dengan jumlah sesi yang ada. Dan pastinya kualitas soalnya akan berbeda nantinya. Tidak mungkin kami memakai lagi soal yang sudah kami keluarkan,"paparnya.

Sementara itu, pelaksanaan UTBK secara nasional dikatakan Prof Nasih belum ada laporan berarti. Meskipun ada universitas yang servernya sempat belum siap, dan gardu PLN meledak, namun panitia pusat UTBK berhasil menanganinya.

Iapun menegaskan antisipasi panitia dalm menyiapkan soal ujian. Menurutnya ada kemungkinan soal sama saat pertama kali dibuka, namun ia memasyikan soal lanjutan berbeda. "Soal bisa dibuka satu jam sebelum ujian, sehingga kesempatan dan peluang bocor sangat sedikit," tegasnya.

Sehingga misalkan di media sosial terdapat klaim bocoran soal, bisa dipastikan bukan soal UTBK. Bisa merupakan soal yang sudah dimodifikasi hingga mirip dengan soal UTBK. "Kami ingin menekankan ke pengawas juga akan larangan penyalinan soal. Meskipun tidak keluar lagi di ujian selanjutnya, pastinya akan membuat gaduh di medsos," lanjutnya.

Selain itu, Unair juga menerapkan sampling rapid test di semua lokasi ujian di kampus. Dan hasilnya semua sampling non reaktif bahkan ada beberapa peserta yang sudah membawa surat rapid test. "Di tiap lokasi kami ambil 10 peserta ubtuk di rapid, dan nanti akan kami evaluasi. Kalau hasilnya bagus mungkin akan kami turunkan jumlah samplingnya," lanjutnya.

Sampling test ini diharapkan akan meningkatkan kesadaran peserta akan menjaga kesehatannya sebelum ujian. Prof Nasih menyampaikan, pelaksanaan sampling ini memang tidak diwajibkan LTMPT maupun oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya. 

"Namun kita berusaha menjaga kenyamanan peserta untuk menjalankan tes dengan nyamam dan baik. Intinya kita ingin semua aware karena ketika ikut ini harus menyiapkan diri jangan sampai ada yang sakit. Kita ingin semua aware dengan kesehatan," kata Nasih. 

Di setiap kampus, kata Nasih, diambil sampling 10 orang secara acak. Namun, dari hasil sampling tidak ditemukan satu pun yang dinyatakan positif.  "Saat sampling tidak sedikit yang sudah membawa hasil rapid antigen secara mandiri. Sehingga lebih terasa lebih aman lagi," ujarnya.

Selain itu, panitia juga melaksanakan protokol kesehatan yang ketat. Di mana, peserta sebelum masuk area kampus akan dilakukan pemeriksaan suhu tubuh, lalu harus mencuci tangan di area depan masing-masing gedung, sebelum masuk kelas harus antri duduk di tempat transit yang sudah diatur berjarak dan bergantian untuk memasuki ruang kelas.