Kembangkan TPST dengan Kapasitas 200 Ton per Hari di Gresik

Rabu, 09 Maret 2022 20:24 WIB

Penulis:Asih

Editor:Asih

TPST Gresik.jpg
Foto bersama usai penandatangan kerjasama antara Pemkab Gresik dengan PT Reciki Solusi Indonesia (Reciki) disaksikan pihak Danone-AQUA.

GRESIK | halojatim.com – Pemerintah Kabupaten Gresik dan PT Reciki Solusi Indonesia (Reciki) menandatangani perjanjian kerjasama ppengolahan dan pengurangan sampah melalui Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) Sampahku Tanggung Jawabku (Samtaku).

Penandatanganan itu juga disaksikan Danone-AQUA sebagai pihak swasta yang juga aktif terlibat dalam proses pembangunan TPST itu. 

Berdasarkan data dari Indonesia National Plastic Action Partnership yang dirilis  April 2020, Indonesia menghasilkan 6,8 juta ton sampah plastik dan 9%-nya atau sekitar 620 ribu ton masuk ke sungai, danau dan laut.  

Baca Juga :

Belum terintegrasinya sistem persampahan nasional menjadi penyebab sampah rumah tangga tidak terkelola sehingga menyebabkan beban berlebih di  Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di berbagai daerah. 

Hal serupa juga dialami oleh Kabupaten Gresik yang saat ini menghadapi permasalahan overload di TPA Ngipik yang menjadi satu-satunya tempat pembuangan sampah akhir bagi masyarakat setempat. 

Berbagai upaya sudah dilakukan Pemkab Gresik untuk mengurangi dan menangani sampah, antara lain dengan mendorong pembentukan Bank Sampah di seluruh desa serta pembuatan TPS3R, namun hingga saat ini cakupan layanan sampah baru mencapai 30%. 

Baca Juga : 

Untuk itu, Pemkab Gresik menggandeng PT Reciki Solusi Indonesia dan Danone-AQUA mengembangkan TPST Samtaku yang dibangun di atas lahan milik Pemkab seluas 3000 meter persegi di Kelurahan Ngipik. 

Dalam pengelolaannya TPST ini akan memberdayakan masyarakat di sekitar lokasi sebagai pekerja dan akan melayani pengambilan sampah bagi 25.000 kepala keluarga di wilayah Kecamatan Gresik serta berbagai kawasan perkantoran, komersial dan industri di Kabupaten Gresik. 

TPST ini ditargetkan akan memiliki kapasitas pengolahan sampah hingga 200 ton per hari dan diharapkan akan terkumpul sampah botol plastik sebanyak 150 ton per bulan.

Baca Juga : 

Bupati Gresik, Fandi Akhmad Yani pun menyambut baik inisiatif dan kolaborasi yang dibangun.  Dia mengapresiasi inisiatif pengelolaan sampah yang dilakukan Reciki bersama Danone-AQUA. 

Karena dari dulu hingga sekarang sampah di Gresik belum ada penanganan yang terintegrasi dan masih langsung menuju ke TPA. Kolaborasi dan sinergi dari banyak pihak dibutuhkan untuk mengatasi pengelolaan sampah di Gresik. 

Sampah yang selama ini hanya ditimbun di TPA nantinya diharapkan menjadi bahan yang memiliki nilai guna, atau bahkan nilai ekonomis. Sehingga dalam rangka meningkatkan kinerja pengelolaan persampahan di Kabupaten Gresik, pada momentum HUT ke-48 Pemerintah Kabupaten  Gresik dan hari jadi ke-535 Kota Gresik  dilakukan penandatanganan nota kesepahaman ini. 

"Ini  bentuk komitmen pemerintah Kabupaten Gresik terhadap permasalahan sampah dan ini pertama kalinya sejak 48 tahun Gresik," tambah Bupati Yani.

Dengan mengedepankan prinsip Zero Waste To Landfill, TPST Samtaku akan menerapkan teknologi RDF (Refuse Derived Fuel), dimana sampah organik akan dikelola menjadi kompos dan sebagian akan diproses bersama dengan sampah residu untuk menghasilkan bahan bakar. 

Sementara untuk sampah kemasan botol plastik bekas yang terpilah akan dikirim ke pabrik PT. Veolia Services Indonesia, mitra daur ulang Danone-AQUA, untuk diolah kembali menjadi material rPET (recycled PET) sebagai bahan baku botol plastik baru Danone-AQUA. Artinya, seluruh sampah yang terkumpul di fasilitas ini nantinya akan dikelola dan dapat dimanfaatkan kembali sehingga tidak ada yang terbuang ke lingkungan atau berakhir di TPA.

Sementara itu, Sustainable Development Director Danone Indonesia, Karyanto Wibowo, menjelaskan, TPST Samtaku Gresik menjadi TPST ketiga yang dikembangkan oleh Danone-AQUA bersama berbagai mitra setelah sebelumnya kami mengembangkan TPST Samtaku di Kabupaten Lamongan, Jawa Timur dan TPST Samtaku Jimbaran di Kabupaten Badung, Bali. 

"Inisiatif ini dikembangkan sebagai bagian dari komitmen #BijakBerplastik Danone-AQUA dan mencapai ambisi untuk dapat mengumpulkan lebih banyak sampah plastik daripada yang kami gunakan untuk menjadi bagian dari solusi permasalahan sampah di Indonesia. Pada dua TPST terdahulu yaitu TPST Lamongan dan TPST Jimbaran kami telah berhasil melakukan pengurangan jumlah sampah ke TPA hingga 70%," jelasnya.  

 TPST Samtaku Gresik direncakan juga akan dilengkapi dengan wahana edukasi dan akan menjadi sarana penyebarluasan pengetahuan terkait pengelolaan sampah bagi masyarakat. 

Pembangunan infrastruktur juga disertai dengan sosialisasi pemanfaatan TPST dan Pendidikan pengelolaan sampah kepada masyarakat di Kecamatan Gresik; Bank sampah;  serta mitra pemulung di Kecamatan Gresik.  Selain itu agar generasi muda paham tentang pengelolaan sampah sejak usia dini, juga akan diadakan ToT Sampahku Tanggungjawabku di sekolah-sekolah,” tambah Karyanto.

Danone-AQUA sebagai pelopor produsen air minum dalam kemasan (AMDK) di Indonesia, sejak tahun 1993 telah menjadi pionir dalam mengumpulkan kembali dan mendaur ulang sampah botol plastik paska konsumsi dengan mengembangkan Program AQUA Peduli. 

Pada tahun 2018, Danone-AQUA memperkuat komitmen tersebut dengan meluncurkan  Gerakan #Bijakberplastik, yang berfokus pada tiga pilar utama, yaitu: Pengumpulan, Edukasi dan Inovasi. 

Melalui Gerakan #BijakBerplastik Danone-AQUA bertekad untuk mewujudkan penerapan ekonomi sirkular di Indonesia. Melalui 6 unit usaha daur ulang yang tersebar di Indonesia serta pengembangkan TPST, Bank Sampah dan Collection Center, hingga saat ini Danone-AQUA telah berhasil mengumpulkan hingga 13,000 ton kemasan plastik paska konsumsi pertahunnya sekaligus memberdayakan 10,000 pemulung yang bertujuan mendukung pemerintah mencapai target pengurangan sampah ke laut hingga 70% di 2025.