BI Jatim Optimis Perekonomian Jawa Timur Semakin Membaik

Kamis, 08 Juni 2023 21:50 WIB

Penulis:Asih

Editor:Asih

IMG-20230608-WA0057.jpg
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Provinsi Jawa Timur, Doddy Zulverdi (kanan) saat Bincang Bareng Media (BBM) beberapa hari lalu.

SURABAYA | halojatim.com - Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Provinsi Jawa Timur, Doddy Zulverdi mengatakan perkembangan ekonomi global 2023 masih belum ideal dan diperkirakan tumbuh lebih rendah dibandingkan  2022. 

Hal tersebut karena berbagai tantangan yang dihadapi seperti  pelemahan transaksi perdagangan 
internasional sebagai dampak konflik geopolitik Rusia-Ukraina, gangguan rantai pasok dunia, kebijakan proteksionisme di berbagai negara serta gejolak perbankan global terutama di Amerika Serikat dan Eropa yang mengganggu stabilitas sistem keuangan. 

“Meskipun dihadapkan berbagai tantangan, patut disyukuri tidak sampai terjadi resesi global. Saat ini 
masih terdapat ruang untuk mendorong pertumbuhan ekonomi domestik disertai upaya memitigasi 
risiko perlambatan ekonomi global,” ujar Doddy. 

BACA JUGA


Ruang optimisme tersebut sejalan dengan momentum rebound perekonomian Tiongkok yang kembali dibuka setelah pandemi Covid-19, serta melandainya tekanan inflasi global. 

Di tengah masih tingginya ketidakpastian global, pemulihan ekonomi nasional pada triwulan I 2023 terus berlanjut. Ekonomi Indonesia pada triwulan I 2023 tumbuh 5,03% (yoy), membaik dibandingkan triwulan IV 2022 (5,01%) terutama ditopang oleh perbaikan konsumsi domestik. 

Tekanan inflasi IHK nasional juga menunjukkan tren penurunan dari 5,51% (yoy) pada 2022 menjadi 4,97% (yoy) pada triwulan I 2023 serta 4,33% (yoy) pada April 2023 dan 4,00% (yoy) pada Mei 2023. 

“Kembalinya inflasi domestik pada rentang sasaran inflasi nasional (4,00%, yoy) pada periode Mei 2023, memberikan ruang bagi BI untuk turut mendorong pertumbuhan ekonomi,” tambah Doddy. 

Hal tersebut didukung dengan membaiknya beberapa indikator perekonomian domestik seperti 
menguatnya cadangan devisa, terjaganya surplus neraca perdagangan, relatif stabilnya nilai tukar Rupiah, serta masih tumbuh positifnya kinerja intermediasi perbankan di Indonesia. 

Mempertimbangkan kondisi perekonomian tersebut, maka Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI pada 24-
25 Mei 2023 memutuskan untuk tetap mempertahankan suku bunga kebijakan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 5,75%. 

Fokus kebijakan BI di antaranya  memperkuat operasi moneter  untuk meningkatkan efektivitas transmisi kebijakan moneter,  memperkuat stabilisasi nilai tukar 

Rupiah terutama imported inflation melalui intervensi di pasar valas,  melanjutkan twist operation melalui penjualan/pembelian SBN di pasar sekunder. 

Juga  melanjutkan kebijakan transparansi suku bunga dasar kredit (SBDK) dengan pendalaman pada respons suku bunga Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan terhadap suku bunga kebijakan. 

Juga perluasan QRIS dan  memperkuat kerja sama internasional dengan bank sentral dan otoritas negara mitra lainnya.

Searah dengan perekonomian nasional, perekonomian Jawa Timur pada triwulan I-2023 terpantau melanjutkan perbaikan dengan tumbuh 4,95% (yoy) yang didorong oleh menguatnya konsumsi (baik belanja Pemerintah maupun Rumah Tangga) dan  meningkatnya kinerja sektor perdagangan. 

Namun perlambatan investasi serta menurunnya kinerja ekspor menahan pertumbuhan ekonomi Jatim untuk tumbuh lebih tinggi lagi. Karena itu, penting untuk menjaga konsumsi masyarakat serta mendorong kolaborasi fiskal pusat dan daerah dalam rangka mendukung perbaikan kinerja investasi. 

“Pada triwulan II-2023, kinerja ekonomi Jatim terindikasi melanjutkan perbaikan sejalan dengan potensi keyakinan konsumen yang membaik, Prompt Manufacturing Index (PMI) yang masih tinggi di atas 50% (ekspansi), tren penjualan eceran yang positif, prognosa produksi tanaman pangan dan hortikultura yang meningkat, serta peningkatan kinerja mayoritas kegiatan usaha sektor prioritas,” jelas Doddy. 

Perbaikan ekonomi tersebut disertai dengan laju inflasi gabungan kota/kabupaten pada Mei yang 
kembali turun menjadi 5,02% (yoy) dibandingkan April 2023 (5,35%, yoy). Penurunan ini diharapkan dapat berlanjut dan mencapai rentang sasaran inflasi nasional, meskipun terdapat tantangan menjelang HBKN Idul Adha. 

Sinergi dan kolaborasi Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Jatim diharapkan akan dapat mengendalikan inflasi jelang momentum Hari Raya Idul Fitri 2023.