Ada Festival Kitab Kuning di Banyuwangi, Ada yang Usianya Lebih Tua dari Indonesia

Minggu, 11 Juni 2023 11:08 WIB

Penulis:ifta

Screenshot 2023-06-11 110713.jpg
Ada Festival Kitab Kuning di Banyuwangi, Ada yang Usianya Lebih Tua dari Indonesia

Banyuwangi, Halojatim.com- Festival kitab kuning digelar di Banyuwangi pada 10-13 Juni 2023 di Masjid Kiai Saleh Lateng.

Ada beragam koleksi kitab bersejarah atau bahkan sangat kuno. Usianya ada yang lebih tua dari usia kemerdekaan Indonesia.

Festival Kitab Kuning adalah rangkaian Banyuwangi Festival (B-Fest) mengangkat khazanah kitab kuning Kiai Saleh Lateng yang tak ubahnya harta karun bagi Islam Nusantara.

Menurut Ipuk, para ulama terdahulu telah berhasil mencetak generasi yang memiliki keimanan yang kuat, sekaligus kecintaan pada negeri yang kokoh, dan sehingga mereka mampu mengusir penjajah di masanya.

"Spirit keimanan dan nasionalisme dari para pejuang dahulu itu, saya kira tidak terlepas dari sentuhan ilmu para ulama. Sehingga mereka tidak segan berjuang dengan ikhlas. Hal ini perlu kita gali lebih jauh," ujarnya.

Ipuk berharap acara Festival Kitab Kuning tidak sekadar menjadi keteladanan bagi generasi sekarang. Namun, juga bisa menghadirkan para peneliti dan penggiat kajian keislaman dari dunia ke Banyuwangi.

Kiai Saleh sendiri merupakan ulama ternama di Banyuwangi yang hidup antara 1864-1952. Semasa hidupnya, ia dikenal sebagai seorang intelektual terkemuka dan juga aktivis-pejuang yang gigih. Ia termasuk salah satu pendiri Nahdlatul Ulama dan pernah menjadi Mustasyar PBNU pada 1928.

"Selain kiprahnya yang luar biasa, Kiai Saleh juga memiliki koleksi kitab yang menakjubkan. Ini yang sedang kami tampilkan pada festival kali ini," kata kurator pameran, Ayung Notonegoro.

Menurut Ayung, setidaknya ada tiga hal yang ditampilkan, mulai dari naskah kuno, kitab ulama nusantara dan sejumlah kitab yang memiliki parateks bernilai sejarah dan mengandung pengetahuan.

"Semua akan disajikan dengan informatif. Sehingga pengunjung umum pun dapat menikmatinya," ujarnya. ***

 

LOMBA BALAP SEPEDA TOUR DE IJEN KEMBALI DILAKSANAKAN SETELAH EMPAT TAHUN VAKUM
BANYUANGI I halojatim.com – Kejuaraan balap sepeda internasional akan kembali dilaksanakan di Banyuwangi. Pemerintah setempat mengadakan International Banyuwangi Tour de Ijen setelah empat tahun absen karena pandemi Covid-19. Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani mengatakan bahwa kejuaraan balap sepeda International Banyuwangi Tour de Ijen menjadi salah satu dari 79 agenda kalender event Banyuwangi Festival (B-Fest) 2024. "Sebanyak 79 event skala nasional hingga internasional bakal menjadi sajian menarik bagi wisatawan sepanjang tahun ini," katanya. Bupati Ipuk mengatakan, 79 event B-Fest 2024 terpilih berasal dari banyak usulan oleh berbagai pihak yang diseleksi oleh tim kurator. Seperti Tour Banyuwangi Ijen banyak kalangan yang meminta agar digelar kembali, sehingga pemerintah daerah setempat memutuskan tahun ini digelar. "Para kurator telah melakukan seleksi event-event yang diangkat masuk dalam kalender B-Fest 2024," kata Bupati Ipuk. Sebelumnya, lanjut Ipuk, International Banyuwangi Tour de Ijen merupakan salah satu event yang paling ditunggu masyarakat Banyuwangi. Karena selain memberikan suguhan atraksi sport tourism, juga mampu memberikan efek sosial dan ekonomi kepada masyarakat. "Event yang menghadirkan pembalap kelas wahid dunia ini bakal kembali digelar di Banyuwangi pada 22-25 Juli 2024," katanya. Bupati Ipuk mengatakan, setiap bulannya akan ada belasan event menarik yang bakal digelar di Banyuwangi dan menjadi daya tarik utama bagi para wisatawan domestik maupun mancanegara. Selain International Banyuwangi Tour de Ijen, ada beberapa event berkelas juga akan meramaikan B-Fest tahun ini, di antaranya Banyuwangi Ethno Carnival 9-14 Juli, Gandrung Sewu 24-26 Oktober, Jazz Festival 24 Agustus, hingga tradisi kebo-keboan yang akan digelar pada 21 Juli mendatang. Event Gandrung Sewu dan Banyuwangi Ethno Carnival ini merupakan agenda yang masuk dalam agenda Kalender Event Nasional (KEN) Nusantara Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. (*)

8 bulan yang lalu