Program Bayi Tabung akan Ditanggung Asuransi, Ini Jawabannya
SURABAYA | halojatim.com - Program bayi tabung sering terkendala biaya yang dianggap mahal. Apalagi, program ini masih belum ditanggung asuransi.
Ketua Perhimpunan Fertilisasi In Vitro Indonesia (Perfitri), Prof Dr dr Hendy Hendarto mengatakan sudah bertemu dengan Perkumpulan Ahli Manajemen Jaminan dan Asuransi Kesehatan Indonesia (Pamjaki) untuk membahas masalah itu.
Dari pertemuan itu, Pamjaki merespon poaitif. Sehingga diharapkan ke depannya makin meringankan pasien yang ingin mendapatkan buah hati.
BACA JUGA :
- https://halojatim.com/read/revitalisasi-pendidikan-vokasi-kadin-jatim-gandeng-its
- https://halojatim.com/read/shin-tae-yong-minta-pemain-timnas-indonesia-tak-terbebani-lawan-argentina
- https://halojatim.com/read/kabar-baik-dan-buruk-dari-sandy-wals-absen-lawan-timnas-palestina-masih-ada-harapan-saat-vs-argentina
Dukungan pihak asuransi tersebut, lanjut dokter Hendy, tentu diharapkan pasangan yang ingin menjalani program bayi tabung tidak perlu lagi ke luar negeri.
“Semua bisa diperoleh di Indonesia dengan layanan terbaik dan lebih murah (dibanding jika dilakukan di luar negeri),” tandasnya.
Prof Hendy mengungkapkan, layanan infertilitas di Indonesia tak kalah dengan klinik bayi tabung di luar negeri. Jatim sendiri memiliki enam klinik bayi tabung.
Dan rata-rata program bayi tabung membutuhkan biaya berkisar antara Rp 90 juta.
Menurut Prof Hendy, di Indonesia kini ada 52 klinik bayi tabung. “Tetapi sebarannya belum merata. 75 persen di Pulau Jawa,” tandasnya.
Dia menekankan akan berusaha untuk meluaskan cakupan layanan bayi tabung ini hingga ke Indonesia Timur. “Kasihan masyarakat kita yang mengalami masalah kesuburan tidak terlayani,” imbuhnya.
Disinggung mengenai teknologi, Prof Hendy menjamin bahwa semua teknologi program bayi tabung yang ada di dunia ada di Indonesia. “Jangan ragu, ke-52 klinik itu sudah terakreditasi nasional, bahkan ada yang akreditasi internasional. dan semua klinik tersebut akan berikan yang terbaik,” tegasnya.
CEO Medical Tourism Indonesia, dr Niko Azhari Hidayat, mengatakan bahwa teknologi maupun kemampuan tenaga kesehatan di Indonesia tak kalah dengan luar negeri.
“Karena itu kami terus mendorong agar masyarakat berobat di Indonesia saja. Karena semua kita miliki, keramahan tenaga medis maupun teknologi,” urainya.