Tak Main-main, Ekspor Perhiasan Indonesia Tembus Rp47,5 Triliun
JAKARTA, Halojatim.com- Indonesia naik peringkat sebagai negara dengan pengekspor terbesar dunia di urutan 17.
Posisi Indonesia naik satu peringkat dibandingkan dengan posisi tahun lalu yang berada di peringkat18.
Ekspor perhiasan Indonesia hingga Juli 2023 mencatatkan nilai sebesar US$3,1 miliar atau sekitar Rp47,5 triliun (Kurs rp15.350).
Hal ini seperti disampaikan oleh Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka, Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Reni Yunita.
- KPK Geledah Rumah Menteri, Kasus Apa?
- 263.000 Tiket Kereta Api Jarak Jauh Terjual Saat Libur Maulid Nabi, Ini Tujuan Terbanyak
- 4 Tips dari BI Jika Ingin Jadi Eksportir Sukses
Reni mengungkapkan bahwa ekspor perhiasan dari Indonesia saat ini menempati peringkat ke-17 secara global, yang menandakan peningkatan dalam sektor ekspor ini. Pernyataan ini diberikan saat Reni membuka "Surabaya International Jewellery Fair 2023" di Surabaya pada tanggal 28 September 2023, seperti yang dilaporkan oleh Antara.
Menurut Reni, salah satu faktor yang berkontribusi pada peningkatan industri perhiasan di Indonesia adalah penyelenggaraan pameran tersebut yang telah diadakan sebanyak 26 kali.
Diadakannya pameran tersebut bertujuan mengenalkan industri perhiasan dan permata Indonesia, serta mendorong peningkatan pembelanjaan dari tingkat lokal.
Reni menyatakan, Indonesia memiliki potensi besar dalam industri perhiasan, tetapi perlu meningkatkan pengolahan batu-batuan yang memiliki potensi untuk dijadikan perhiasan, terutama batu alam yang memiliki karakteristik khas dan warna yang menarik.
"Karena kita bisa lihat, ekspor kita saja US$3,1 miliar (Rp47,5 triliun), itu yang menjadi devisa. Itu yang tercatat dari kegiatannya saja, belum kalau dia menciptakan lapangan pekerjaan. Jadi penyerapan tenaga kerjanya ada," ujar Reni.
Selain itu, penting untuk diingat bahwa Indonesia memiliki sumber daya tambang yang berlimpah. Jika industri dalam negeri dapat mengolah batu-batuan tersebut menjadi perhiasan sebelum diekspor, maka nilainya akan jauh lebih tinggi. Reni menekankan jika potensi tersebut tidak dimaksimalkan, maka Indonesia mungkin hanya akan menjadi negara tujuan pasar, mengingat tingginya jumlah konsumen dalam negeri. Namun, jika mampu mengembangkan industri perhiasan tersebut, dimungkinkan Indonesia bisa mengekspor produk jadi yang memiliki nilai tambah yang sangat berharga.
Reni juga menjelaskan pencapaian peringkat ke-17 dalam ekspor perhiasan Indonesia tidak datang dengan mudah, mengingat persaingan dengan negara-negara seperti India, China, dan Amerika Serikat. Kemenperin menargetkan Indonesia untuk menduduki peringkat 10 besar dalam industri perhiasan dunia.
"Maka dari itu kami berharap melalui pameran ini geliat industri perhiasan semakin meningkat, konsumen semakin cinta dan meredam untuk beli produk impor," ujarnya.
Sementara itu, Ketua Asosiasi Pengusaha Emas dan Permata Indonesia (APEPI), Jeffry Thumewa berharap meningkatnya dukungan dari pemerintah terhadap pameran tersebut agar Indonesia memiliki produksi perhiasan berkualitas ekspor tiap tahunnya. ***