Soal Swasembada Beras, Indonesia Tertinggal Jauh dari Myanmar
Halojatim.com - Indonesia yang dulu sangat digdaya dengan program swasembada pangan seperti beras saat ini kalah jauh dibanding dengan Myanmar.
Myanmar saat ini telah memenuhi kebutuhan beras dunia. Bahkan Indonesia juga menerima pasokan beras dari Myanmar.
Myanmar berhasil memperoleh pendapatan sebesar US$361 juta atau sekitar Rp5,56 triliun (kurs Rp14400) dari ekspor 759.673 ton beras.
- PPATK Dulu Catat Ada Penuaran Uang sampai Rp113 Miliar Pecahan 50 dan 100 Ribu saat Masa Tenang
- Ini Tahapan Produksi Sumber Minyak Raksasa, Mulai 2028
- ROTASI SEMBILAN KEPADA DINAS DI PENGHUJUNG 2023
Data yang dirilis oleh Myanmar Rice Federation (MRF) mengungkapkan bahwa Myanmar telah mengekspor sebanyak 175.990 ton beras selama bulan November tahun ini. Meskipun angka tersebut menunjukkan penurunan dari ekspor pada periode yang sama tahun lalu yang mencapai 264.037 ton, data tersebut tetap menggambarkan kontribusi Myanmar dalam pasar global beras.
Dilansir dari Xinhua, Jumat 29 Desember 2023, sejak awal tahun fiskal 2023-2024 pada bulan April, Myanmar berhasil memperoleh pendapatan sebesar US$361 juta atau sekitar Rp5,56 triliun (kurs Rp14400) dari ekspor 759.673 ton beras . Data dari MRF menyoroti kontribusi yang signifikan dalam pemasukan negara dari sektor ekspor beras.
Pengiriman produk ekspor ini didominasi oleh pengiriman melalui jalur laut, yang mencapai 157.070 ton. Sisanya, jumlah yang tidak sedikit, dikirimkan melalui gerbang perbatasan darat. Hal ini menunjukkan bahwa transportasi maritim menjadi pilihan utama dalam distribusi beras Myanmar ke pasar internasional, namun, ekspor melalui perbatasan darat juga tetap memberikan kontribusi yang signifikan dalam memasarkan produk mereka ke negara-negara tetangga.
Myanmar terus memperluas jaringan perdagangannya dengan mengekspor beras dan beras pecah ke lebih dari 20 negara, termasuk Indonesia, Filipina, Tiongkok, Polandia, Malaysia, Belgia, Belanda, dan Vietnam.
Kontribusi Myanmar dalam menyediakan pasokan beras di pasar internasional tetaplah signifikan, meskipun terdapat penurunan dalam volume ekspor pada periode terkini. Meskipun demikian, keberadaannya dalam berbagai pasar global membuktikan bahwa Myanmar masih menjadi pemain kunci dalam memenuhi kebutuhan akan komoditas beras di sejumlah negara, mengukuhkan posisinya dalam perdagangan komoditas pangan di tingkat internasional.