Predator Anak Gerilya di Media Sosial, Waspadai Modusnya

ifta - Rabu, 31 Januari 2024 10:00 WIB
Anak-anak mengikuti lomba melukis pada lampu in-Lite LED pada rangkaian kegiatan HUT kesembilan in-Lite LED di Pulau Untung Jawa, Kepulauan Seribu, Jakarta 27 Agustus 2023. Foto : Panji Asmoro/TrenAsia

Surabaya, Halojatim.com – Predator anak memanfaatkan media sosial untuk mengincar calon korbannya. Karena itu orangtua patut waspada dengan mempertimbangkan mengumbar semua kegiatan anak di media sosial.

Pengawasan juga sangat penting dilakukan orangtua kepada anak yang sudah nemiliki akun media sosial.

Informasi penting soal jadwal anak arau aktivitas harian juga jangan mudah diumbar.

“Para predator dapat mengambil data anak-anak, seperti nama sekolah mereka, tempat anak latihan setiap hari, dan bebagai informasi terkait aktivitas sehari-hari,” ujar Peneliti Black Center for Safe and Health Children Kacey Baine dikutip Selasa, 30 Januari 2024.

Pelaku, lanjunya, biasanya akan melihat dan mengamati sesuatu yang mendasar atau sederhana pada tahap awal. Dari informasi tersebut, mereka dapat mengetahui identitas orang tua anak.

Celah Anak

Menurut Kacey, pelaku akan mencari kerentanan dalam diri anak dengan cara menelaah perilaku anak, mengapa anak tersebut merasa kesepian, membutuhkan teman, atau bahkan keadaaan sebaliknya.

Jika anak mengalami kesepian, lanjutnya, pelaku memiliki celah untuk menawarkan diri mengisi kekosongan tersebut, dengan cara menjadi teman. “Orang tua harus membuat batasan ketika anak sedang bermain internet,” ujarnya.

Kacey menjelaskan, hal itu dapat dilakukan dengan memilah daftar aplikasi apa saja yang boleh digunakan anak. Penting bagi orang tua untuk memiliki aplikasi yang sama di gadgetnya, agar dapat familiar dengan cara kerja dan penggunaan fiturnya.

Kemudian, orang tua disarankan untuk memiliki password akun atau aplikasi anak. “Simpan kata sandi anak Anda, dan jelaskan bahwa banyak kemungkinan yang terjadi di internet. Ini dilakukan demi keamanan,” tutur Kacey.

Selain itu, orang tua juga harus mengetahui teman sang anak agar dapat melakukan pengawasan secara lebih baik. Meskipun demikian, ketika anak menginjak usia dewasa, orang tua harus memberi sedikit kebebasan.

Terakhir, orang tua diimbau untuk mengingatkan anak agar tidak melakukan percakapan secara daring dengan orang yang tidak mereka kenal atau dikenal dengan stranger.

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Ananda Astri Dianka pada 31 Jan 2024

RELATED NEWS