SURABAYA | halojatim.com - Musim kemarau kali ini sangatlah terik. Suhu udara di Surabaya mencapai 34 derajad yang membuat kulit sepert terbakar.

Bagi wanita, cuaca panas ini jelas menjadi sebuah masalah terutama bagi kulit wajah.

Dokter Ghifa Fatikha, Kepala Klinik DNY Taman Paris Sidoarjo mengatakan cuaca panas memang menjadi masalah bagi yang beraktivitas di luar ruang.

"Pemakaian sunscreen mutlak, tidak boleh tidak, harus dipakai," ungkapnya saat ditemui di sela pemeriksaan kesehatan gratis, Jumat (9/6/2023).

BACA JUGA :

• https://halojatim.com/read/mahasiswa-dari-rusia-hingga-malaysia-2-bulan-belajar-budaya-di-banyuwangi
• https://halojatim.com/read/ini-harapan-shin-tae-yong-untuk-pemain-timnas-indonesia-yang-sudah-gabung-tc-di-surabaya
• https://halojatim.com/read/coba-foto-selfie-ai-di-line-ada-banyak-versi-wajah

Pemakaian sunscreen tidak boleh asal. Dipakai minimal 30 menit sebelum keluar rumah. Tidak hanya pada wajah tapi pada kulit yang terpapar sinar matahari.

"Minimal SPF 30 atai 50. Tapi itupun tidak cukup. Setiap 4 atau 5 jam harus dipakai ulang karena masa pakai sunscreen itu ya empat sampai lima jam apalagi tidak semua suncreen itu waterproof atau tahan air," ujarnya.

Tidak hanya itu, kulit juga harus diberi musturizer atau serum agar tetap lembab dan glowing. Apalagi saat ini banyak serum yang berasal dari Korea yang tidak hanya melembabkan tapi juga membuat glowing.

"Pemakaian rangkaian skincare itu harus bertahap mulai yang cair hingga ke yang padat. Boleh pakai foundation tapi tetap pakai sunscreen diulang setelah empat atau lima jam," tuturnya.

Tapi tak lupa kata dokter Ghifa, pemakaian produk dari luar harus diimbagi dengan nutrisi yang bagus dari dalam. Serta mengonsumsi air putih sesuai dengan anjuran yakni delapan gelas atau dua liter per hari.