Kanker Paru Bukan Akhir Dunia, Ini Kata Ahlinya
SURABAYA | halojatim.com - Kanker paru kini semakin banyak diderita masyarakat. Kalau dulu, penyakit paru hanya tuberculosis (TB) namun sekarang sudah berkembang penyakit yang menyerang paru, salah satunya kanker.
Konon dari seluruh penyakit kanker di dunia. Di Indonesia, kanker paru diderita 3 dari 10 penderita kanker. Di mana laki-laki nomor 1 yang banyak diderita sedangkan wanita nomor 5.
Prof Dr dr Laksmi Wulandari, SpP (K), ahli penyakit paru Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK Unair) mengatakan dulu saat dirinya masih menempuh program pendidikan dokter spesialis (PPDS), kanker paru memang belum muncul.
BACA JUGA :
- https://halojatim.com/read/tarif-listrik-juli-hingga-september-apakah-naik-ini-keputusannya
- https://halojatim.com/read/5-perusahaan-fintech-terdaftar-ojk-kini-jadi-terpopuler-di-indonesia-kamu-pakai-yang-mana
- https://halojatim.com/read/duel-madura-united-vs-persib-bandung-tinggal-4-hari-marc-klok-akui-para-masih-bangun-chemistry
"Namun kini, sebelas dua belas jumlah penderitanya dengan TB," ujarnya saat pengukuhan sebagai guru besar beberapa waktu lalu.
Karena semakin banyak penanganan kanker paru juga semakin komprehensif. Semula orang yang divonis kanker paru hanya tinggal tiga bulan hingga enam bulan usianya, kini sudah bisa bertahan hingga bertahun-tahun.
"Dulu ketika divonis kanker paru, serasa akhir dunia. Kini tidak lagi karena kelangsungan hidup pasien lebih panjang dengan kualitas hidup yang baik," jelasnya.
Sudah banyak pengobatan terhadap penyakit ini dengan lebih canggih. Sehingga pasien bisa hidup lebih baik.
Namun kata Prof Laksmi alangkah baiknya jika kanker paru diketahui sejak dini. Karena dengan begitu pengobatan juga akan jauh lebih maksimal dan kesembuhan juga bisa lebih tinggi.
"Masalahnya 80 persen pasien datang berobat sudah stadium akhir," tandasnya.
Deteksi dini sangat penting. Memang untuk deteksi dini sangat mahal karena menggunakan CT Scan. "Tapi kami sudah bekerjasama dengan beberapa pihak agar deteksi dini bisa lebih mudah salah satunya dengan menggunakan teknologi Artificial Intelegence (AI)," katanya.
