Jawa Timur Dijatah 1,5 Juta Dosis Vaksin Ternak PMK, Baru sampai 1.000 Dosis

ifta - Sabtu, 18 Juni 2022 12:26 WIB
Dinas Ketahanan Pangan (DKP) Kita Tangerang tengah memeriksa sejumlah sapi di Peternakan Mandalawangi, Kelurahan Gembor Kecamatan Periuk Kota Tangerang. Selain pemeriksaan DKP juga memberikan Obat dan Himbauan kepada peternak. Jumat 13 Mei 2022. Foto : Panji Asmoro/TrenAsia

SURABAYA, Halojatim.com- Wilayah Jawa Timur (Jatim) mendapatkan jatah atau kuota 1,5 juta dosis untuk vaksin penyakit mulut dan kuku (PMK) yang terjadi pada hewan ternak.

Dari 3 juta vaksin PMK yang diimpor oleh Kementerian Pertanian, wilayah Jawa Timur mendapat kuota sebanyak 1,5 juta dosis.

Dari jumlah tersebut sebanyak 10.000 dosis telah masuk ke Indonesia dan 1.000 dosis telah masuk di Jawa Timur (Jatim) pada hari Selasa, 14 Juni 2022.

Jatah untuk Jawa Timur ini sudah didistribusikan ke Kabupaten Sidoarjo sebanyak 200 dosis dan Pasuruan sebanyak 800 dosis.

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengawal langsung distribusi vaksin penyakit mulut dan kuku (PMK) pada ternak di Jatim sebagai upaya memutus rantai penularan penyakit tersebut.

"Vaksin yang dikirim ke Jatim masih minim, yakni 1.000 dosis dan baru terpakai sejumlah 200 dosis," katanya di Sidoarjo, seperti dilansir dari laman ANTARA, Sabtu (18/6).

Khofifah mengatakan pemberian vaksin PMK kepada sapi ini membutuhkan tiga kali vaksin.

Tahap pertama dilakukan saat ini kemudian dilakukan setelah empat atau enam pekan kemudian.

Sedangkan, tahap ketiga akan diberikan setelah enam bulan pemberian vaksin kedua.

"Dalam sekali membuka botol vaksin mampu untuk menyuntik 100 sapi dan harus habis disuntikkan. Saat ini prioritas untuk sapi perah," ujarnya.

Khofifah menegaskan, prioritas penyuntikan vaksinasi ini diutamakan bagi sapi perah mengingat pasokan yang sangat terbatas.

Untuk itu, diharapkan vaksin lokal dari Pusvetma bisa segera rampung pada akhir Bulan Juli atau awal Agustus.

Khofifah melihat, untuk penanganan PMK ini mirip dengan penanganan COVID-19. Kemudian proses penyebaran melalui airbone yang menjadikan penyebaran virus PMK lebih cepat.

Oleh karenanya, ketika jarak jangkau angin kencang penularan bisa sampai jangkauan kilometer. Maka, langkah terbaik menurut Gubernur Khofifah dalam melakukan pencegahan penularan adalah melakukan proteksi dan isolasi.

Proteksi tidak dilakukan pada daerah yang terdampak saja melainkan juga pada daerah yang hewan ternaknya masih terjaga sehat.

"Jadi yang sehat tolong dijaga untuk tidak keluar agar tetap sehat," katanya. ***

RELATED NEWS