SURABAYA | halojatim.com - Angka penderita penyakit jantung bawaan di Indonesia masih sangat tinggi di Indonesia. Jumlahnya antara 7-9 persen dari angka kelahiran hidup setiap tahunnya.

Dokter Program Pendidikan Dokter Spesialis FK Unair, dr Putri Permatasari mengatakan penyebab penyakit jantung bawaan biasanya karena empat hal.

Pertama karena ada infeksi saat dalam kandungan, nutrisi ibu hamil tidak bagus, ibu hamil mengalami sakit dan juga karena genetik.

BACA JUGA :

• https://halojatim.com/read/skrining-jantung-bawaan-rstka-akan-berlayar-ke-ntb-dan-ntt
• https://halojatim.com/read/perjanjian-pra-nikah-bukan-bentuk-keraguan-pasangan
• https://halojatim.com/read/perjanjian-pra-nikah-bukan-bentuk-keraguan-pasangan

"Dan ini bisa dilakukan pencegahan sejak dini. Makanya ibu hamil itu harus rajin memeriksakan kehamilannya di layanan kesehatan. Hingga melahirkan pun harus dilakukan di layanan kesehatan agar ketika bayi lahir bisa diketahui menderita jantung bawaan atau tidak," ujarnya.

Dokter Putri yang juga tim Rumah Sakit Terapung Ksatria Airlangga (RSTKA) itu mengatakan ibu hamil yang melahirkan bayi di layanan kesehatan, nantinya bisa dideteksi apakah bayinya sehat atau tidak.

Jika bayi mengalami biru, petugas kesehatan sudah mengetahui jika bayi itu mengalami penyakit jantung bawaan.

"Karena sudah dideteksi awal mana penanganan penyakitnya bisa dilakukan sejak awal. Tidak sampai terlambat. Karena bayi dengan jantung bawaan tidak akan terlihat dalam waktu 24 jam setelah dilahirkan tapi petugas kesehatan akan mengetahuinya," tukasnya.

Seperti diketahui tim RSTKA akan menjalani misi pelayaran ke NTT dan NTB untuk skrining dan edukasi masalah penyakit jantung bawaan ini.