Ini Desain Wisata Religi Ampel yang Super Wah

Asih - Kamis, 01 September 2022 20:33 WIB
Desain koridor jalan yang diubah menjadi ramah pedestrian.

SURABAYA | halojatim.com - Tim mahasiswa dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) meredesain kawasan religi Sunan Ampel sehingga terlihat lebih modern dengan arsitektur yang juga kekinian.

Tim yang terdiri dari Kresentia Ivena Kristanti, Farrel Adyuta Wiratama, dan Bonaventura Rah Abisca ini menuangkan ide-ide desain mereka di kawasan religi kebanggaan Surabaya ini melalui karya yang fokus pada tiga konsep utama yakni Local Community, Connectivity dan Sustain.

Karya ini meraih Juara II pada ajang bergengsi Sayembara Desain Arsitektur oleh Kreature bersama Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya dengan karyanya berupa Ampel Connecting Hub.

Pertama, ketiga mahasiswa ini menyulap area bekas Rumah Potong Hewan (RPH) menjadi sebuah situs yang fungsional. Dijelaskan Farrel Adyuta Wiratama area RPH diubah menjadi kawasan edukatif berupa museum.

Selanjutnya, tim juga menghadirkan terminal sebagai salah satu pusat transportasi umum. “Rencananya, terminal dibangun terlebih dahulu untuk memberikan akses mudah bagi para pengunjung,” paparnya.

Melengkapi pemaparannya, tim juga menyediakan desain area komersial yang sebelumnya merupakan bekas kandang sapi. Yakni menjadi area yang dapat digunakan warga sekitar untuk menjajakan makanan dan minuman hingga oleh-oleh khas.

“Desain ini dimaksudkan agar mampu menghidupkan area-area potensial yang sebelumnya belum digunakan,” ungkapnya.

Mahasiswa angkatan 2019 ini menambahkan, pada tahap seleksi, terdapat beberapa hal yang disebutkan menjadi keunggulan dari desain tim ini. Yuta mengungkapkan, salah satu juri Hijjas Kasturi mengapresiasi tinggi atas kesan simplicity dalam penataan yang dihadirkan.

Lebih lanjut, hal ini terlihat dari sistem penataan arsitektur yang mudah dipahami serta hubungan antarruang yang harmonis dan indah.

Menambahkan keterangan Yuta, dosen pembimbing tim Dr Eng Didit Novianto mengaku bangga dengan capaian mahasiswanya meski hanya dikerjakan kurang dari sebulan.

Diungkapkannya, salah satu tantangan yang dihadapi adalah dalam menyikapi bahwa Ampel merupakan area bersejarah perlu dijaga, sehingga boleh dilakukan perbaikan dari segi fungsi namun tidak dari fisiknya.

Tak hanya itu, Didit juga menjelaskan bahwa tantangan tersebut perlu diolah dengan pertimbangan desain yang lebih modern untuk meningkatkan minat kunjungan. Ia mengaku, beberapa hal akan dilakukan evaluasi ke depannya untuk menyempurnakan gagasan tersebut.

“Harapannya, desain ini dapat menjadi salah satu masterplan dalam ide pengembangan Ampel oleh Pemkot Surabaya ke depannya,” pungkasnya penuh harap.

Editor: Asih

RELATED NEWS