Harganas 2022, Kota Madiun Jadi Wilayah dengan Prevalensi Stunting Terendah

Asih - Rabu, 29 Juni 2022 21:00 WIB
Ketua Tim Penggerak PKK Jawa Timur, Arumi Emil Dardak memberikan bingkisan pada warga di acara puncak Harganas di Kota Madiun, Rabu (29/6/2022).

MADIUN | halojatim.com - Puncak perayaan Hari Keluarga Nasional (Harganas) 2022 dipusatkan di Kota Madiun. Bukan tanpa alasan menjadikan Kota Madiun sebagai tuan rumah. Karena angka prevalensi stunting paling rendah di Jawa Timur adalah Kota Madiun.

Dari data yang ada, angka stunting di Kota Madiun sebesar12 persen atau lebih rendah dari angka prevalensi Provinsi Jawa Timur sebesar 23,5 persen sedang angka prevalensi nasional 24,4 persen.

Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Timur, Maria Ernawati mengatakan sesuai dengan amanat Perpres 72/2021 tentang Percepatan Penurunan stunting pada 2024 mendatang ditargetkan menjadi 14 persen.

"Saya juga bangga karena Walikota Madiun Bapak Maidi tidak puas dengan angka 12 persen dan sudah bertekad akan memperoleh prevalensi angka stunting satu digit bahka ke angka zero stunting," kata Maria dalam sambutannya pada acara Perayaan Hari Keluarga Nasional 2022 di Pahlawan Bisnis Center, Kota Madiun, Rabu (29/6/2022).

Maria menambahkan momentum Harganas ini diharapkan bisa menjadi daya ungkit untuk kesuksesan program dan peningkatan kesejahteraan keluarga terutama penurunan angka stunting.

Agar target penurunan angka stunting bisa tercapai pada 2024, Presiden Joko Widodo terus mengingatkan kepada seluruh OPD untuk melakukan satu aksi yaitu melihat situasi dan kondisi di lapangan seperti apa sehingga bisa ditentukan langkah-langkah yang bisa dilakukan untuk pencegahan dan penanggulangan stunting sehingga target penurunan angka stunting bisa terealisasi di Jawa Timur.

Di tempat yang sama, Penjabat (Pj) Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Timur, Wahid Wahyudi mengatakan tema Harganas 2022 yaitu Ayo Cegah Stunting agar Keluarga Bebas Stunting sangat tepat untuk mengingatkan bahwa salah satu problem besar di Indonesia adalah stunting.

"Terjadinya stunting tidak hanya aspek kesehatan saja tetapi juga terkait dengan kondisi ekonomi, perilaku masyarakat, budaya dan kondisi lingkungan masyarakat," kata Wahid.

Wahid menambahkan dapat dianalogikan apabila masyarakat sejahtera secara ekonomi, maka kebutuhan gizi keluarga dapat terpenuhi.
Jika masyarakat memiliki kebiasaan dan budaya Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), makan dengan gizi seimbang, Wanita Usia Subur (WUS), dan remaja putri cukup gizi.

Selain itu disiplin minum TTD dan zat besi, pemberian ASI eksklusif, hidup di lingkungan yang bersih dan sehat dan melestarikan alam, tidak terjadi pernikahan anak, setiap pasangan usia subur tidak melahirkan anak di usia terlalu muda atau terlalu tua, tidak terlalu banyak anak dengan jarak antar kelahiran tidak terlalu dekat maka keluarga dan anak-anak akan berkembang dengan baik serta terhindar dari stunting.

Sebelumnya, Ketua TP PKK Provinsi Jawa Timur, Arumi Bachsin Emil Dardak didampingi Kepala Perwakilan BKKBN Jatim serta Walikota Madiun mendatangi Kampung KB Kawasan Pemukiman Damai Indah Sejahtera atau disingkat Kapendis.

Selain melihat inovasi yang dilakukan di Kampung Kapendis di Kelurahan Rejomulyo Kecamatan Kartoharjo Kota Madiun juga memberikan beberapa bantuan bagi masyarakat sekitar yang berupa bahan makanan hingga bantuan MCK.

"Saya sangat bangga dengan Kampung KB Kapendis ini yang memiliki inovasi dalam dokumen data yang dilakukan secara digital, inovasi ini bisa dijadikan contoh dalam pendataan dengan memanfaatkan media digital," pungkasnya.

Editor: Asih

RELATED NEWS