Bank Indonesia Sosialisasi BI Fast dengan Layanan CEMUMU AH
SURABAYA | halojatim.com - Bank Indonesia (BI) mulai menyosialisasikan BI Fast, sebuah layanan sistem pembayaran digital yang dikeluarkan Bank Indonesia. Sosialisasi salah satunya dilakukan di Surabaya, akhir pekan lalu.
Sosialisasi bertema Akselerasi Ekosistem Ekonomi Keuangan Digital Indonesia melalui BI Fast itu dihadiri dihadiri Asisten Gubernur Kepala Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran Filianingsih Hendarta.
Filianingsih dalam kesempatan itu mengatakan BI Fast yang diluncurkan sejak akhir 2021 lalu, hingga Juli 2022 transaksi BI Fast sudah mencapai 181 juta.
Dikatakannya, 181 juta transaksi itu sungguh di luar dugaan. Dan itu mewakili 85 persen transaksi ritel nasional. "Dan itu sudah mengalami 25 persen pertumbuhan bulanan. Nantinya akan terus berkembang seriring berkembangnya mobile payment dan sebagainya. Karena itu masih ada ruang untuk peningkatan dan perbaikan BI Fast melalui komunikasi dan koordinasi," kata Filianingsih.
Baca Juga :
- https://halojatim.com/read/penjaminan-mutu-uhw-perbanas-bina-spmi-program-studi-13-perguruan-tinggi
- https://halojatim.com/read/suzuki-catat-1-274-spk-untuk-baleno-dan-s-presso-di-ajang-giias-2022
- https://halojatim.com/read/dirikan-rumah-anak-pinter-buat-disabilitas
Filianingsih berterima kasih pada mitra perbankan yang sudah berpartisipasi dalam program ini. Ditegaskanya, BI Fast ini bukan kewajiban. Karenanya perbankan yang masih belum siap boleh menunda untuk bergabung hingga infrastrukturnya siap. "Pokoknya kita tunggu sampai ada kesiapan," tandasnya.
Hingga kini, sudah ada 51 bank dan 1 non bank yang menjadi member BI Fast. Nanti pada 29 Agustus 2022 akan bertambah 25 member lagi sehingga totalnya akan menjadi 77 member. Kami akan lakukan ini bertahap," tuturnya.
Dengan BI Fast ini kata Filianingsih justru akan memberikan manfaat bagi banyak pihak. Nasabah ritel akan sangat diuntungkan. Pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) juga akan diuntungkan.
"Ada yang bilang, dengan BI Fast akan menurunkan fee based income perbankan karenanya biasanya lebih rendah dari semula yakni hanya Rp 2.500. Justru tidak demikian. Justru ada perbankan yang sejak awal bergabung dan mengalami peningkatan transaksi karena BI Fast ini. Meningkat 55 persen pada semester pertama dan kini di semester dua sudah mengalami peningkatan hingga 75 persen," jelasnya.
BI Fast ini dikeluarkan untuk menjawab kebutuhan masyararat yang ingin melakukan transaksi keuangan dengan cepat, mudah, murah, aman dan handal (CEMUMU AH). Masyarakat bisa melakukukan transaksi pembayaran secara real time, kapan saja dan di mana saja dengan biaya yang murah. "Hanya 25 detik, uang sudah masuk," tandasnya.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jawa Timur, Budi Hanoto mengatakan BI Fasst ini memiliki peran yang sangat vital bagi perekonomian. Di zaman digital, memang dituntut untuk melakukan transaksi secara digital pula.
"Dan transaksi digital ini didukung oleh infrastruktur sistem pembayaran yang nantinya akan mempercepat uang beredar yang akan akan meningkatkan perekonomian," tukasnya.
Dikatakan Budi, sistem pembayaran non tunai akan menjadi sangat krusial dalam menopang aktivitas ekonomi masyarakat. "Dan BI tidak bisa berjalan sendiri. Harus bersinergi dengan banyak pihak, salah satunya perbankan, asosiasi dan sebagainya," tandasnya.