Ahli Ini Tak Setuju Romantisasi Narasi 'Rumah Impian' yang Digaungkan Para Agen Properti
JAKARTA, Halojatim.com - Agen properti selama ini menarasikan soal rumah impian yang dijual kepada calon pembeli.
Narasi rumah impian dianggap akan merugikan kedua belah pihak.
Konsep rumah impian digambarkan sebagai rumah yang ideal untuk keluarga.
- Ternyata 295 Restoran di Belanda Milik Warga Indonesia, Rempah Nusantara Masih Menggoda
- OJK Rilis Aturan Bunga dan Denda untuk Fintech Lending, Bunga 0,1 Persen Perhari
- Ketua KPK Firli Mangkir dari Panggilan Polda Metro Jaya, Janjikan di Lain Hari
Namun rupanya narasi ini dibantah oleh CEO dan Pemilik Joan Herlong & Associates Sotheby's International Realty, Joan Herlong.
Ia mengatakan bahwa pembeli sebaiknya tidak meromantisasi rumah selama proses pencarian dan pembelian rumah.
Hal ini disampaikan Herlong melalui tulisannya untuk Forbes. “Pembeli, penjual, dan agen rumah dapat menciptakan pengalaman (proses pembelian rumah) yang lebih baik dengan menerima bahwa rumah hanyalah sebuah rumah,” kata Herlong.
Dirinya mengatakan bahwa rumah impian bisa tercipta karena diwujudkan bukan dibeli. Narasi “rumah impian” yang kerap digaungkan oleh banyak orang terutama agen-agen real estate menurut Herlong juga hanya akan merugikan kedua belah pihak.
Menurutnya, jika pelanggan ingin membeli rumah dan agen real estate menjual kepadanya dengan narasi rumah impian, pembeli justru akan terus mencari rumah-rumah lain.
Herlong juga menegaskan bahwa pembeli sebaiknya melihat rumah sebagai rumah.
“Rumah memiliki dinding, atap, lantai, pintu, jendela,toilet, pancuran, wastafel, dll. Rumah tidak memiliki kemampuan ajaib untuk mengubah hidup Anda,” tulisnya.
Sebagai analogi, Herlong mencontohkan legenda bisbol Branch Rickey. Rickey menceritakan kepada manajer dan pelatihnya kisah tentang seorang pria yang turun dari kereta di kota baru. Dia bertanya kepada seseorang seperti apa tempat itu, dan jawabannya adalah tempat itu sangat kejam dan tidak baik, di mana semua orang hanya mementingkan diri mereka sendiri.
Pria itu menganggap gambaran kota itu benar. Keesokan harinya orang lain turun dari kereta, dan menanyakan pertanyaan yang sama, namun dia diberitahu bahwa itu adalah tempat yang bagus di mana orang-orang dengan sukarela membantu satu sama lain. Pria itu menganggap gambaran kota itu benar.
“Anda akan menjadikan rumah Anda tempat yang bagus. Anda akan menikmati kehidupan di sebuah rumah setelah Anda membuatnya terasa seperti di rumah sendiri,” terang Herlong.
Terakhir, Herlong juga berpendapat bahwa pembeli yang jatuh cinta pada rumah impian tetapi tidak bisa mendapatkannya akan menganggap rumah lainnya akan tampak inferior. Hal ini tentu tidak baik untuk semua pihak.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Rumpi Rahayu pada 14 Nov 2023