488 Ribu Ibu ibu Diteliti, Hasilnya, Ternyata Mertua Bisa Bikin Depresi Jika Dalam Kondisi Ini

ifta - Senin, 19 Februari 2024 11:40 WIB
Sebuah penelitian baru menunjukkan bahwa ibu cenderung lebih jarang menggunakan antidepresan jika orang tua dan mertuanya dalam kondisi sehat dan tinggal dekat.

Halojatim.com - Sebanyak 488.000 ibu dengan anak-anak kecil antara tahun 2000 dan 2014 dilakukan penelitian terkait kondisi kesehatan mental mereka.

Penelitian ini dipublikasikan dalam jurnal Population Studies.

Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa ibu cenderung lebih jarang menggunakan antidepresan jika orang tua dan mertuanya dalam kondisi sehat dan tinggal dekat.

Sebaliknya, penggunaan antidepresan lebih tinggi pada ibu yang orang tua dan mertuanya sudah lanjut usia, dalam kondisi kesehatan buruk, dan tinggal jauh.

Peneliti menyebut hal ini mungkin disebabkan oleh stres yang timbul karena perlu merawat dan mendukung kakek nenek yang membutuhkan bantuan dari mereka.

Niina Metsä-Simola, salah satu penulis studi dan peneliti demografi di Universitas Helsinki menyebut "Penelitian sebelumnya sudah menunjukkan bahwa kakek nenek yang lebih muda dan sehat lebih cenderung memberikan dukungan dan merawat anak,"

"Sedangkan memiliki kakek nenek yang tua dan rapuh bahkan bisa menambah beban pada ibu, karena mereka tidak bisa mengharapkan dukungan dari kakek nenek semacam itu, tetapi malah harus terus memberikan dukungan." lanjutnya.

Pada kelompok ibu yang dinilai di Finlandia, efeknya terlihat paling kuat untuk wanita yang berpisah dari pasangan mereka selama periode penelitian.

"Hal ini masuk akal," kata Metsä-Simola, "karena ibu yang berpisah seringkali mengambil hak asuh fisik utama anak mereka, dan mungkin seringkali perlu mengandalkan kerabat untuk mengatasi tantangan menjadi ibu tunggal. Ibu dalam situasi seperti itu mungkin perlu mengambil pekerjaan tambahan, memengaruhi kebutuhan mereka terhadap pengasuhan anak, dan bahkan mungkin harus pindah rumah. Dukungan praktis dan emosional pada saat seperti itu sangat berharga,” terangnya.

"Orangtua dengan anak kecil, terutama mereka yang memasuki kehidupan orangtua tunggal, mungkin sangat rentan terhadap dampak kesehatan mental yang merugikan dari perpisahan. Ini bisa menjelaskan mengapa, dalam studi kami, dukungan kakek nenek sangat relevan untuk kesehatan mental ibu yang berpisah." lanjut Simola.

Menurut Metsä-Simola, fakta bahwa temuan ini didokumentasikan di Finlandia ini sangat relevan dengan kondisi negara dengan sejarah kebijakan pro-egaliter yang tersebut.

Di Finlandia dan negara-negara Nordik lainnya, ibu memiliki akses universal ke layanan kesehatan dan sosial, serta perawatan dan pendidikan anak usia dini yang terjangkau.

Perumahan terjangkau dengan layanan perawatan disediakan untuk orang tua. Namun, meskipun kebijakan yang sangat baik, tetap ada hubungan antara kedekatan, usia, dan kesehatan kakek nenek, dan penggunaan antidepresan ibu.

Peneliti menegaskan bahwa masih perlu dilihat apakah hubungan ini lebih kuat di negara-negara yang kurang egaliter seperti Inggris.

"Studi kami menunjukkan bahwa pertukaran dukungan lintas generasi penting bagi kesehatan mental ibu, bahkan dalam konteks negara kesejahteraan Nordik di mana semua orangtua termasuk orangtua tunggal mendapatkan dukungan institusional yang murah hati," kata Metsä-Simola. (*)

Tulisan ini telah tayang di kabarsiger.com oleh Yunike Purnama pada 19 Feb 2024

RELATED NEWS