Ini Langkah FK Unair Atasi Kekurangan Dokter Spesialis

Asih - Jumat, 30 Desember 2022 17:45 WIB
Dekan FK Unair. Prof Budi Santoso.

SURABAYA | halojatim.com - Jumlah dokter spesialis masih belum ideal. Ditambah distribusi yang belum merata sehingga kehadiran dokter spesialis lebih banyak di kota dibandingkan di daerah.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melakukan berbagai upaya cepat, salah satunya mendorong pendidikan dokter berbasis rumah sakit atau hospital based.

Namun terkait hal ini sejumlah rumah sakit pendidikan di Indonesia dinilai masih belum siap menjalankannya.

Dekan FK Unair, Prof Dr dr Budi Santoso, Sp.OG(K) mengatakan secara regulasi wacana itu masih terkendala.

BACA JUGA :

"Kami bukan tidak mendukung, tapi kami melihat kondisi rumah sakit pendidikan ini masih belum siap melaksanakan proses pendidikan spesialis," ujar Prof Bus, panggilan Prof Budi Santoso.

Karena itu, lanjut Prof Budi, pihaknya menawarkan program pendidikan spesialis dengan tetap berbasis pada universitas (university base), hanya saja kuotanya diperbanyak dengan melibatkan rumah sakit-rumah sakit satelit.

"Sehingga adik-adik yang sedang menempuh pendidikan spesialis di rumah sakit satelit lebih banyak lagi dan lebih lama. Tawaran kedua, kami berencana menambah kuota terutama kiriman (beasiswa) dari daerah. Kiriman dari provinsi, dari kabupaten yang kekurangan dokter spesialis. Sehingga diharapkan begitu spesialis lulus bisa mengabdi di daerah yang mengirimnya," jelas Prof Bus.

"Ini mungkin konsep yang akan dikembangkan oleh FK Unair dalam waktu dekat. Dan kita siap untuk melaksanakannya," sambungnya.

Untuk merealisasikannya, kata Prof Bus rektor Unair berencana untuk mengundang para pemimpin daerah terutama dari wilayah Indonesia timur.

"Untuk membuat perjanjian, begitu pendidikan spesialis selesai kita selesaikan ke Pemprov/Pemkab," tandasnya.

Sementara itu pelantikan dokter spesialis 1 dan dokter spesialis 2 Unair hari ini diikuti 82 orang, 4 di antaranya merupakan subspesialis atau dokter spesialis 2.

Editor: Asih

RELATED NEWS