pendidikan
Jumat, 08 November 2024 23:30 WIB
Penulis:Andri
Editor:Andri
SIDOARJO I halojatim.com - Ada banyak cara untuk memperingati Hari Pahlawan. Biasanya, masyarakat dan juga pelajar mengadakan upacara bendara dalam hari untuk memperingati pertempuran di Kota Surabaya pada 10 November 1945 itu.
"Selain nanti juga upacara, SDN Plumbungan menyelenggarakan kegiatan Sosialisasi Tanggap Bencana Kebakaran. Kegiatan ini dilaksanakan bersama Tim Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Sidoarjo," jelas Kepala Sekolah SDN Plumbungan, Sukodono, Anita Hidayati usai kegiatan.
Kegiatan itu, katanya, dilaksanakan Jumat (8/11/2024) di Halaman Sekolah SDN Plumbungan. Pihaknya, ucap Anita, ingin memberikan tambahan wawasan kepada para siswa."Selain pembelajaran di kelas bagi siswa dan siswi SDN Plumbungan," papar Anita.
Menurutnya, kegiatan diawali dengan pengenalan berbagai alat pelindung diri. Setelah itu dilanjutkan praktik pemadaman api dan ditutup dengan hujan-hujanan bersama.
SDN Plumbungan sendiri termasuk sekolah dasar yang penuh inovasi dan kreatif. Sebelumnya, sekolah ini sudah mengukur prestasi bukan hanya di Sidoarjo tapi sudah merambah nasional.
SDN Plumbungan mengukir prestasi dengan masuk sebagai pemenang 10 besar siswa bercerita nasional.Kemudian, SDN Plumbungan pernah menghadirkan Kapolsek Sukodono sebagai pembina upacara Hari Senin.
Bahkan, sekolah yang berada di samping Balai Desa Plumbungan itu mempunyai cara untuk membuat para anak-anak tidak lupa akan bahasa di mana mereka tinggal. Caranya mewajibkan kegiatan belajar mengajar dan komunikasi dilakukan dalam Bahasa Jawa. ‘’Tidak setiap hari memang. Hanya khusus dilaksanakan pada Hari Sabtu, semua kegiatan dilaksanakan dengan berbahasa Jawa,’’ ujar Anita.
Menurut kepala sekolah yang tengah menempuh pendidikan doktoral ataua S3 itu, kewajban memakai Bahasa Jawa itu hanya dilaksanakan di sekolah yang dipimpinnya. Artinya, kegiatan itu bukan intruksi wajib dari Dinas Pendidikan Kabupaten Sidoarjo.
‘’Kami memulainya pada Sabtu (3/8/2024). Kami melakukan kegiatan Sabtu berbahasa Jawa karena lunturnya Bahasa Jawa di kalangan anak-anak,’’ ungkap Anita.
Itu, ujarnya karena orang tua lebih memilih mengkursuskan anaknya Bahasa Inggris, Bahasa Mandarin, dan bahasa-bahasa asing yang lain. Tetapi, papar Anita, mereka lupa bahasa ibu.
‘’Kami memakai Bahasa Jawa Kromo Madyo. Bahasa Jawa yang halus bukan ngoko karena ada tingkat kesopanannya,’’ terang kepala sekolah yang tengah mengejar gelar doktor pendidikan tersebut.
Diakui Anita, awalnya memang sempat mengalami kesulitan. Salah satunya, papar dia, guru da siswa masih sering lupa-lupa.
‘’Pemakain Bahasa Jawa Kromo Madyo ini dipakai juga saat mengajar. Saya yakin semua akan terbiasa karena menjadi sebuah kebiasaan,’’ tegas Anita.
Apalagi, dia selaku pimpinan di SDN Plembungan bersikap longgar kepada guru dan siswa yang lupa memakai Bahasa Jawa. Anita tidak memberikan denda. ‘’Saya hanya megingatkan dan membiasakan untuk selalu memakai Bahasa Jawa setiap Sabtu,’’ lanjut Anita. (*)
Bagikan
digital
sebulan yang lalu
pendidikan
sebulan yang lalu