FABA
Kamis, 21 Juli 2022 20:51 WIB
Penulis:Asih
Editor:Asih
SURABAYA | halojatim.com - PT Pembangkitan Jawa-Bali (PT PJB) melalui salah satu unit pembangkitannya, PLTU Paiton dapat mengubah hasil batu bara yang berupa Fly Ash Bottom Ash (FABA) menjadi rumah layak huni.
Salah satu rumah itu diberikan kepada Ahmad Sahroni dan Nurul Hidayah.
PLTU Paiton menghasilkan FABA sebesar 130.000 ton per tahun atau 470 ton per hari. Hingga kini, angka pengelolaannya sudah mencapai 85%.
Pengelolaan FABA menjadi tantangan signifikan agar bermanfaat bagi masyarakat dan bernilai ekonomi tinggi.
Sebuah rumah sederhana dengan tampilan desain modern yang berdiri kokoh di tengah deretan permukiman warga Desa Binor, Kecamatan Paiton, Kabupaten Probolinggo, menjadi bukti pengelolaan FABA PT PJB.
Baca Juga :
Bangunan yang berdimensi 6 meter x 9 meter ini tampil beda karena seluruh dindingnya dibangun dari susunan bata interlock dengan model mirip bata merah yang bahan bakunya berasal dari FABA.
Dewan Komisaris PT PLN (Persero), Alex Iskandar Munaf dan Eko Sulistyo yang mengunjungi langsung rumah FABA tersebut, Rabu (20/7/2022).
Mereka menyampaikan harapan besar akan pemanfaatan FABA oleh PT PJB. Apresiasi juga diberikan kepada PT PJB, atas upayanya dalam mengubah dan memanfaatkan FABA menjadi pavingblock, bata interlock dan sebagainya.
Rumah percontohan yang dibangun menggunakan material FABA telah berdiri di lahan seluas 120 meter persegi, dengan menggunakan material FABA sehingga lebih menghemat biaya hingga 30 persen.
Salah satunya karena tidak membutuhkan banyak semen. Untuk membangun rumah seluas 54 meter persegi tersebut diperlukan lebih kurang 7.200 bata.
Program ini adalah salah satu program unggulan dari tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility/CSR).
Selain pemanfaatan untuk rumah layak huni, PLTU Paiton juga telah membantu pengecoran jalan dengan kelas K250 di Desa Sumbermujur sepanjang 150 meter. Pekerjaan perbaikan itu menyerap FABA sebanyak 100 ton.
Adapun komposisi material yang digunakan adalah debu halus 21 persen, debu kasar 40 persen, semen 10 persen, pasir 14 persen, dan kerikil 13 persen.
Direktur Operasi 1 PT PJB, Yossy Noval mengungkapkan rencana kerja PT PJB dalam pemanfaatan FABA.
"Upaya ini menjadi bagian dari kontribusi PJB agar pada tahun 2030 mendatang, secara substansial dapat mengurangi produksi hasil pembakaraan PLTU melalui tindakan pencegahan, pengurangan, daur ulang dan penggunaan kembali, dimana salah satunya melalui pemanfaatan FABA," terangnya.
Jauh sebelum ditetapkan sebagai limbah non B3, PT PJB telah melakukan penanganan dan pemanfaatan FABA pada seluruh PLTU yang dikelolanya.
Teknologi Bag Cloth Filter maupun Electrostatic Precipitator (ESP) berefisiensi tinggi digunakan untuk menangkap fly ash yang ikut terbawa pada udara emisi sehingga udara di lingkungan sekitar PLTU tidak melebihi nilai ambang batas yang telah ditetapkan.
Sisa pembakaran batubara atau FABA telah dimanfaatkan dengan cukup optimal menjadi produk-produk yang ramah lingkungan seperti bahan bangunan, substitusi semen, material pengecoran jalan maupun sebagai material restorasi tambang.
"Selain itu upaya PLTU Paiton dalam memanfaatkan FABA sebagai program CSR sangat berguna untuk menumbuhkan dan menjadi nilai tambah ekonomi masyarakat serta mendorong kerjasama pemanfaatan FABA dengan berbagai instansi maupun BUMN Karya ," ujar Eko Sulistyo.
Ditambahkan Alex, kinerja PT PJB dalam mengelola FABA patut untuk diapresiasi. Tidak saja rumah FABA di Paiton yang sudah berdiri, namun juga di beberapa daerah lain, pengelolaan FABA sudah berjalan secara mandiri.
"Seperti di Tenayan, PT PJB telah bekerja sama dengan Pemerintah Kota untuk membangun perpustakaan digital pertama yang bahan baku bangunannya berasal dari FABA. Saya rasa program serupa dapat diduplikasi di PLTU lain di Indonesia," ucap Alex.
Bagikan