PEMPROV JATIM DIRIKAN DAPUR UMUM UNTUK ANAK DAN BALITA KORBAN SEMERU

Minggu, 12 Desember 2021 23:20 WIB

Penulis:Andri

A-SEMERU.jpg
Petugas menyisir daerah yang terkena dampak erupsi Gunung Semeru

SURABAYA I halojatim.com - Pemerintah Provinsi Jawa Timur terus memperhatikan korban erupsi Gunung Semeru. Kini, mereka membuka layanan dapur umum khusus untuk anak dan balita pengungsi.

"Dapur umum ini untuk menjamin kebutuhan makanan, nutrisi serta gizi anak dan balita agar terpenuhi selama berada di pengungsian," kata Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa.

Katanya, makanan bagi balita dan anak tidak bisa disamakan dengan orang dewasa, terutama untuk asupan nutrisi dan gizi.  kenyang, namun angka kecukupan gizinya juga harus tercapai untuk membantu tumbuh kembang dengan baik, memenuhi kebutuhan energi, serta menjaga kesehatan secara keseluruhan.

Dapur umum khusus tersebut didirikan di lokasi pengungsian SMP Negeri 1 Candipuro, Lumajang, yang di sana terdapat sekitar 64 anak dan balita pengungsi. "Saya berharap dengan layanan ini, kesehatan dan daya tahan tubuh para pengungsi berkategori rentan bayi dan balita dapat terjaga di tengah-tengah kondisi dan situasi yang serba terbatas," katanya.

Sementara itu, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur Budi Santosa menurunkan Tim Srikandi BPBD. Mereka yang bertanggung jawab terhadap penyiapan bahan makanan bergizi, lalu mendistribusikannya kepada anak-anak di pengungsian.

"Rencananya, dapur umum balita ini akan memberikan pelayanan di pos pengungsi secara bergilir dari satu tempat ke tempat yang lain," kata dia.

Sebelumnya, Gunung Semeru yang merupakan gunung api tertinggi di Pulau Jawa, mengalami peningkatan aktivitas pada Sabtu (4/12) pukul 15.20 WIB. Plt Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Abdul Muhari mengatakan korban meninggal dunia akibat peristiwa tersebut hingga Sabtu (11/12) pukul 18.00 WIB mencapai 46 jiwa. Total warga yang mengungsi pada hari sama tercatat berjumlah 9.118 jiwa yang terdiri dari penyintas laki-laki sebanyak 4.435 jiwa dan penyintas perempuan 4.683 jiwa.

Para penyintas tersebar di 115 titik pos pengungsian yang terpusat di 18 titik di tiga kecamatan, yaitu Kecamatan Pasirian memiliki enam titik pos dengan 2.081 jiwa pengungsi, Candipuro delapan titik dengan 3.538 pengungsi dan Pronojiwo empat titik dengan 1.056 pengungsi. (*)