Nganjuk Gencar Tekan Stunting, 'Jadi Ngek Jel, Bayi Nangis Langsung Kasih ASI'

Kamis, 20 Januari 2022 18:14 WIB

Penulis:ifta

IMG-20220119-WA0031.jpg
ilustrasi, program pil KB untuk ibu menyesui di Nganjuk Jawa Timur.

NGANJUK, Halojatim.com- Plt Bupati Nganjuk, Marhaen Djumadi mengatakan saat ini pemerintah tengah gencar mensosialisasikan Program Keluarga Berencana (KB) guna mencegah angka stunting.

Program ini digencarkan guna terus menekan angka stunting di Nganjuk yang saat ini masih berada di kisaran angka 9,63 persen.

Baca juga

"Di Nganjuk Stunting pada tahun 2018 sebesar 16,1 persen, tahun 2019 turun menjadi 11,48 persen. 2020 kurang lebih turun menjadi 11,01 persen, tahun 2021 Stunting turun menjadi 9,63 persen. Ini prestasi para kader bukan prestasi kabupaten," ujar Plt Bupati Nganjuk, Marhaen Djumadi, Kamis (19/1/2022) di Pendopo Kabupaten Nganjuk.

Marhaen menerangkan keberhasialn penurunan Stunting hingga 1 digit, peran serta semua Forkompimda Nganjuk.

"Intinya adalah gotong royong, kompak, dan di Nganjuk semua kompak," ujar Marhaen.

Selain gotong royong dalam mensukseskan program KB, khususnya penurunan Stunting, Pemkab Nganjuk mempunyai komitmen membuat kebijakan terkait KB khususnya stunting dan mempunyai kader sebanyak 2500 kader KB.

"Pemberantasan Stunting kami punya komitmen, ke sekolah berikan edukasi, memberikan penyadaran bahwa ASI Ekslusif mengurai resiko Stunting. Dan target Stunting di Nganjuk sebesar 5 persen dari jumlah penduduk," ujarnya.

Ketua DPRD Jatim, Kusnadi kesempatan itu mengapresiasi Pemkab Nganjuk

"Stunting bisa teratasi, diangka 1 digit. Melampaui target pak Presiden 14 persen," terang Kusnadi.

Kusnadi juga menerangkan stunting di Indonesia masih menunjukkan angka yang tinggi, dan diharapkan di tahun 2024 bisa memenuhi standar WHO, mencapai 14 persen dari jumlah penduduk Indonesia.

"Dengan pencapaian melebihi target Presiden, Kabupaten Nganjuk bisa jadi percontohan di wilayah Jawa Timur," pungkas Kusnadi.

Kepala BKKBN Pusat Hasto Wardoyo pada kesempatan itu juga mengapresiasi pencapaian penurunan angka stunting di kabupaten Nganjuk.

"Peluncuran Pil KB untuk ibu menyusui di Nganjuk, karena Nganjuk mempunyai prestasi pencapaian angka Stunting di 9 persen. Dan itu kita apesiasi dan sebagai percontohan di daerah lain di Indonesia," ujar Hasto.

"ASI ibu akan mempunyai kualitas baik dan banyak keluar kalau sering disedot sama bayinya. Dokter menyarankan menyusui 3 jam sekali. Karena setiap 3 jam perut bayi kosong. Jadi Ngek Jel, bayi nangis langsung kasih ASI," ujar Hasto.

Terkait Pil KB yang diluncurkan hari ini, Hasto menerangkan pil hanya mengandung progesteron, sehingga tidak menghambat keluarnya ASI.

 "Selesai Nifas bisa konsumsi pil ini, Insya Allah air susunya lebih baik," ungkap Hasto.

Hasto juga menyinggung dalam penurunan Stunting perlu peran dari remaja. 

"Remaja jangan hamil tidak dikehendaki. Angka kehamilan di Jawa Timur sudah bagus, tinggal kualitasnya diperbaiki," ujarnya.

"Stunting bisa dicegah dengan menyusui eksklusif selama 6 bulan, dan ditambahi makanan sesuai saran dokter. Umur bayi 2 tahun ASI disetop. Perkembangan otak anak hanya sampai 1.000 hari, jadi di masa 1000 hari benar benar dijaga," ujar Hasto.

Hasto menerangkan stunting bukan keturunan genetik, stunting adalah anak terlantar, karena tidak diurus.

"Stunting kondisi tidak tercapainya potensional, dalam 1.000 Hari Pertama Kehidupan yang menyebabkan Stunting pertama sering sakit karena ASI tidak cukup, dan kedua makanan tidak cukup. Stunting pasti pendek yang pendek belum tentu Stunting," ujar Hasto. (*)