Masih Banyak Kasus Kurang Gizi Kronis pada Anak di Berbagai Daerah di Indonesia, Pemerintah Gelontor Rp64 Triliun

Jumat, 21 Juli 2023 10:43 WIB

Penulis:ifta

81f41b31-9ded-11ec-bfc3-000c29cc32a6_program-pengetasan-stunting-dana-desa.jpg
Ilustrasi pertumbuhan anak.

JAKARTA, Halojatim.com - Angka kasus stunting atau gagal tumbuh kembang pada anak masih banyak terjadi di berbagai wilayah di Indonesia.

Terlebih di daerah pedalaman yang pemenuhan gizinya kurang, kasus stunting masih banyak terjadi.

Dari keseluruhan angka stunting di Indonesia, berdasarkan Survei Status Gizi Nasional 2022 angka prevalensi stunting masih mencapai 21,6%. 

Pemerintah menargetkan angka stunting atau tengkes di Indonesia turun menjadi 14% pada tahun 2024. 

Pemerintah telah menggelontorkan dana Rp64 triliun untuk menekan angka tengkes dua tahun terakhir. 

Rinciannya yakni Rp34,15 triliun pada 2022 dan Rp30,4 triliun pada 2023. Percepatan penanganan tengkes dilakukan stakeholder terkait setelah Presiden Joko Widodo menginginkan angka tengkes turun menjadi 14% tahun depan. 

Tengkes adalah kondisi gagal tumbuh kembang pada anak akibat kurang gizi kronis. 

“Kami ingin tahun depan bisa di bawah 14%. Ini satu journey yang ternyata tidak mudah,” ujar Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan, Isa Rachmatawarta, dalam keterangan resmi, dikutip Jumat 21 Juli 2023. 

Desain Belanja Negara Pro Anak

Isa mengatakan APBD untuk penanganan stunting dibagi melalui tiga strategi yakni intervensi spesifik, intervensi sensitif, dan intervensi dukungan yang melibatkan berbagai instansi dan lintas sektor. 

“Walaupun sudah jauh menurun dibanding dua-tiga tahun lalu, tapi target 14% tinggal satu tahun. Harus fokus,” ujar Isa.

Pihaknya mendorong seluruh pihak yang terlibat dalam berbagai program APBN untuk anak-anak Indonesia dapat memanfaatkan anggaran dengan maksimal. 

“Kami memilih desain belanja negara yang cukup untuk membuat anak-anak kita mampu tumbuh dengan sehat dan menjadi manusia cerdas,” ucap Isa. 

Dalam beberapa tahun terakhir, APBN mengalokasikan anggaran yang besar untuk sektor kesehatan sebagai salah satu sektor yang paling terdampak pandemi. Namun perhatian juga diberikan kepada sektor lain yang berkaitan dengan kebutuhan anak-anak. 

Hal itu semisal sektor pendidikan melaui Program Indonesia Pintar dan Kartu Indonesia Pintar Kuliah. Pada tahun 2022 program itu dialokasikan sebesar Rp10 triliun untuk 780 ribu mahasiswa. Pada tahun 2023, jumlahnya meningkat menjadi Rp12,8 triliun untuk 893 ribu mahasiswa. *** 

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Rizanatul Fitri pada 21 Jul 2023