MAHASISWA FK UNAIR KKN UNTUK ATASI STUNTING

Jumat, 06 Oktober 2023 10:35 WIB

Penulis:Andri

Editor:Andri

A-ERI UNAIR.jpg
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi saat melepas peserta KKN dari FK Unair

SURABAYA I halojatim.com - Universitas Airlangga (Unair) memberikan perhatian kepada masyarakat. Sebanyak 506 mahasiswa Fakultas Kedokteran (FK) diterjunkan ke 153 kelurahan Kota Surabaya  dalam kuliah kerja nyata (KKN) tematik untuk mengatasi permasalahan stunting di daerah itu.

 

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi dalam keterangan di Surabaya mengatakan mahasiswa di setiap perguruan tinggi memiliki kekuatan dan kontribusi penting bagi pembangunan kota. "Maka dari itu, kami mengajak para mahasiswa untuk turun bersama jajaran pemkot menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang ada di tengah masyarakat," katanya.

 

Kuliah kerja nyata kali ini, bagian dari Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) dan Belajar Komunitas Tematik Kampung Emas Madani 2.0 Tahun 2023. Program tersebut, bagian dari upaya Pemkot Surabaya bersama perguruan tinggi dalam pencegahan dan penanganan stunting secara terpadu melalui upaya konvergensi, intervensi gizi sensitif, dan spesifik.

 

Dalam program tersebut, mahasiswa FK Unair juga melakukan program pengabdian masyarakat lainnya, seperti edukasi soal pernikahan dini dan pencegahan kematian ibu serta anak. "Ketika perguruan tinggi itu hadir di tengah pemerintah, memberikan sumbangsihnya kepada masyarakat dengan semangat mahasiswanya, maka akan selesai permasalahan itu," katanya.

 

Ia mengucapkan terima kasih kepada para guru besar Unair yang ikut melepas mahasiswa KKN di Gedung ASEEC Kampus B Unair pada Kamis (5/10). Kata  dia, tanpa bantuan para guru besar tersebut permasalahan stunting di Kota Surabaya tak akan bisa turun secara drastis seperti saat ini. Pada 2021 prevalensi stunting di Kota Surabaya 28,9 persen (6.722 kasus), kemudian menurun signifikan pada 2022 menjadi 4,8 persen (923 kasus).

 

Jajaran Pemkot Surabaya bersama forkopimda, perguruan tinggi, dan pemangku kepentingan lainnya terus bekerja keras mengentaskan stunting sehingga pada akhir September 2023, angka tengkes di "Kota Pahlawan" --sebutan Surabaya-- turun menjadi 529 kasus.

 

"Tanpa ada campur tangan dingin dari Pak Rektor dan para guru besar serta perguruan tinggi yang ada di Surabaya, menjadikan 4,8 persen, stunting Kota Surabaya terendah di Indonesia. Ini menunjukkan apa? Bahwa pemerintah kota tidak pernah sendiri," kata dia. (*)