30 ribu Ton Jagung Sudah Disalurkan Bulog ke Peternak

Kamis, 30 Desember 2021 20:58 WIB

Penulis:Asih

Editor:Asih

IMG-20211229-WA0005.jpg
Penyerahan jagung dari Bulog ke perwaakilan peternak.

SURABAYA  | halojatim.com - Penugasan pemerintah untuk menyalurkan 30 ribu ton jagung ke peternak di seluruh Indonesia, sudah dijalankan Perum Badan Urusan Logistik (Bulog).

Selama tiga bulan Bulog mendistribusikan jagung untuk membantu pakan ternak khususnya ayam dengan harga terjangkau.  

Closing (Penutupan) Penyaluran Bantuan  Cadangan Stabilisasi Harga Pangan (CSHP) Jagung, dilakukan Rabu (29/12/2021) di kantor Divre Bulog Jatim. 

Baca Juga : 

"Ini bukti bahwa kami sudah menyalurkan semua sesuai penugasan dari pemerintah selama tiga bulan sejak Oktober hingga Desember 2021," kata Kepala Divisi Perencanaan Operasional dan Pelayanan Publik Bulog Pusat, Epi Wulandari.

Dari 30 ribu ton yang disalurkan Bulog, terbesar untuk Jawa Timur sebesar 16.500 ton. Jumlah itu untuk tiga wilayah yakni Blitar, Tulungagung dan Malang.

Kepala Divre Bulog Jatim, Ermin Toha mengaku Blitar menjadi daerah paling banyak penyerapannya yakni 15 ribu ton. Sedangkan Tulungagung 750 ton dan Malang 750 ton.

"Karena Blitar sentranya peternak ayam petelor. Sehingga paling besar ke sana. Kami dari Divre Jatim hanya menjalankan perintah pusat," ujar Ermin.

Peternak menyambut baik bantuan ini. Dengan program ini, peternak yang seharusnya membeli pakan atau jagung seharga Rp 6.800 per kilogram hanya seharga Rp 4.500 per kilogram.

Ketua Koperasi Putra Blitar, Sukarman mengaku 625 peternak di Blitar sangat terbantu dengan program ini. "Karena pakan terutama jagung sangat dibutuhkan peternak. Mereka tidak butuh uang, tapi butuhnya jagung," tandasnya.

Di Blitar sendiri, peternak sebenarnya sudah berinovasi untuk mengatasi masalah pakan. Namun jagung masih sangat dominan yakni 56 persen. Sisanya dengan mencampur dari berbagai bahan. "Kami tetap utamakan kualitas pakan dengan harga yang terjangkau," kata Sukarman.

Sukarman berharap di 2022 program ini masih terus berjalan. Karena kendala utama peternak adalah jagung. Apalagi, ketersediaannya bergantung musim.

"Biaya peternak itu terbesar adalah pakan, hampir 70 persen. Sisanya tenaga kerja dan operasional lain seperti listrik. Kalau pakan tidak bisa ditekan, usaha kita semakin terpuruk. Padahal kini, populasi ayam petelor di Blitar khususnya sudah berkurang 30 persen karena berbagai faktor," tukasnya.