Ada Alat dan Layanan Khusus, 6 Peserta Disabilitas Ikut UTBK di Unesa

Asih - Rabu, 10 Mei 2023 19:45 WIB
Dua mahasiswa PLB, Kencana Nanda Pratiwi dan Sekar Auwalia mendampingi dua peserta disabilitas tunanetra, Wanda Nur Nabilah (dua dari kiri) dan Windi Nur Fadilah (dua dari kanan) kembali ke Lobi Rektorat, usai menjalani UTBK-SNBT, Rabu (10/5/2023).

SURABAYA | halojatim.com —Sebanyak 855 peserta mengikuti Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) sesi satu (pagi) di Universitas Negeri Surabaya (UNESA) pada Rabu (10/5/2023).

Dari jumlah itu, ada enam peserta disabilitas yang mengikuti tes di ruang khusus, Training Center, Lantai 4, Gedung Rektorat, Kampus Lidah Wetan, Surabaya itu.

Wakil Rektor Bidang Pendidikan, Kemahasiswaan dan Alumni Prof Madlazim mengatakan bahwa jumlah peserta disabilitas yang ada dalam daftar UTBK sesi khusus (sesi kelima) yaitu delapan orang. Namun, setelah tim melakukan konfirmasi ulang dan peserta yang datang mengikuti tes hanya enam peserta saja.

Dia menambahkan peserta disabilitas tersebut merupakan tunanetra yang ujiannya memang difokuskan di ruangan khusus dengan perlengkapan yang khusus pula. Komputer mereka dilengkapi software Non Visual Desktop Access (NVDA).

BACA JUGA :


"Peserta ini membaca atau memahami soal lewat bantuan alat khusus itu. Selain itu juga ada perlengkapan yang dibutuhkan lainnya," katanya.

Direktur Disabilitas Unesa, Wagino, menambahkan, Unesa juga memberikan pelayanan yang khusus untuk peserta disabilitas di antaranya pendamping khusus dari mahasiswa dan dosen Pendidikan Luar Biasa (PLB) yang membantu mereka ketika datang dan masuk ruangan tes dan dari ruangan tes kembali ke titik penjemputan.

Selain itu, pengawas yang bertugas untuk sesi khusus disabilitas itu pun merupakan dosen yang memang memiliki latar belakang Pendidikan Luar Biasa (PLB). "Tugas pengawas memastikan tidak ada kecurangan, memfasilitasi agar peserta nyaman mengerjakan tes, memastikan sistem berjalan lancar. Jadi ketika ada trouble bisa segera diatasi," ucap Wagino.

Semua pelayanan, pendampingan dan akses yang Unesa berikan prinsipnya adalah untuk memberikan kenyamanan peserta dalam melakukan tes UTBK agar bisa kuliah di kampus impian mereka.

“Berapapun disabilitas yang tes di sini, kami berkomitmen memberikan pelayanan yang raman dan maksimal. Mereka yang ikut tes ini kan tidak semua ambil prodi di sini, tetapi kebanyakan memang memilih prodi di Unesa. Intinya kami memperhatikan betul kenyamanan peserta baik saat tes maupun saat kuliahnya bahkan sampai lulus," lanjutnya.

Kepala Sub Direktorat Penerimaan dan Kelulusan Mahasiswa Sukarmin, menjelaskan peserta disabilitas memiliki durasi pengerjaan tes yang sama dengan peserta reguler. Namun, dari aspek jumlah soal berbeda, peserta disabilitas hanya 90 soal. Kendati jumlahnya berkurang, tidak menurunkan grade soal, karena bobotnya masih sama.

"Kan kecepatan membaca peserta disabilitas tunanetra itukan tidak secepat peserta reguler ya, jadinya ada penyesuaian dengan kebutuhan mereka. Kami tekankan lagi, penguarangan soal ini merupakan bentuk penyesuaian saja, tidak ada penurunan bobot atau grade soal," tandas dosen yang homebase di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) tersebut.

Ditambahkan Sukarmin, selaian penyesuain soal tes, pelayanan yang diberikan Unesa pun disesuaikan dengan kebutuhan peserta disabilitas. Tidak hanya ketika peserta turun dari kendaraan, ketika di dalam ruangan atau ketika mereka kembali meninggalkan kampus, tetapi treatment yang diberikan bersifat menyeluruh.

Bahkan, tambahnya, ada peserta disabilitas dari luar kota, Imanuel Arya namanya, dilayani sepenuh hati dengan memberikan fasilitas penginapan di asrama mahasiswa plus ada pendampingnya.

Cerita Peserta Kembar

Salah satu peserta disabilitas, Wanda Nur Nabilah mengatakan bahwa dia dan kembarannya Windi Nur Fadilah sama-sama mengikuti UTBK di Unesa. Mereka menceritakan proses tesnya berjalan lancar dan aman. Bahkan mereka tidak mengalami kendala dalam mengerjakan soalnya. Sebab, jauh-jauh hari, mereka sudah mempersiapkan diri dengan belajar dan latihan menjawab soal-soal yang ada di internet termasuk yang disediakan panitia pusat.

"Pas ada rencana mau daftar di Unesa, beberapa bulan lalu saya dan adik saya sudah persiapan belajar. Biasanya setiap hari menjawab soal atau simulasi soal yang banyak di internet. Selain itu juga ikut les rutin. Semoga hasilnya nanti kami diterima di Unesa. Pilihan saya di jalur ini yaitu prodi Sastra dan PLB, adik saya pilih PLB dan Pendidikan Bahasa Indonesia," terangnya.

Editor: Asih

RELATED NEWS