3 Kata Kunci Dari Nadiem untuk Kemajuan Teknologi Indonesia
Jakarta – Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim menyebut ada tiga kata yang dapat membuat dunia teknologi Indonesia semakin maju, yakni keberanian, kolaborasi, dan kerja nyata. Hal tersebut disampaikan Nadiem saat memperingati Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) pada 10 Agustus 2022.
Dalam webinar bertajuk “Transformasi dan Inovasi Pendidikan Melalui Teknologi” yang diselenggaran secara daring, Nadiem mengatakan keberanian menjadi hal penting di dalam dunia teknologi.
“Kalau tidak berani mengambil risiko, kita tidak akan pernah mencapai dampak yang diinginkan,” kata Nadiem.
- LAN RI BERI PENGHARGAAN KE JATIM
- SATU HAJI TULUNGAGUNG MASIH TERTINGGAL DI ARAB SAUDI
- Sinergi untuk Pengandalian Inflasi Pangan
Kata kedua adalah kolaborasi. Menurut Nadiem, untuk menciptakan perubahan diperlukan kolaborasi dengan berbagai pihak lain yang memiliki kemampuan. Dengan demikian, untuk mendukung kemajuan teknologi tidak hanya bergantung dari upaya yang dilakukan pemerintah.
“Kalau kementerian jalan sendiri enggak akan mungkin tercapai. Bapak dan ibu sudah mengetahui, semua dibalik kerjaan Kemendikbudristek adalah organisasi dan orang-orang di luar kementerian yang berkontribusi,” ujarnya.
Kata yang terakhir adalah kerja nyata. Nadiem mengatakan, hasil atau capaian dari penerapan teknologi digital tidak dapat disembunyikan. Ada data yang dapat menunjukkan teknologi bermanfaat atau tidak untuk membawa perubahaan serta kemajuan.
“Saya melihat hasilnya sekarang merinding. Tiga tahun mencanangkan ide digitalisasi di Kemendikbduristek, enggak tahu bisa atau tidak, hanya berkomitmen. Namun, sekarang melihat kekuatan atau the power of platform,” ujar Nadiem.
Nadiem meneruskan, hingga saat ini, lebih dari 1,2 juta pendidik yang sudah mengakses dan saling berbagi materi di platform Merdeka Mengajar. Platform tersebut merupakan kanal bagi guru-guru untuk belajar, mengajar, berkarya, serta mendukung Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM).
“Guru sebenarnya bawaannya mau belajar dan berkontribusi, tetapi enggak ada platform untuk menunjukkan kreativitas, inovasi, dan dihargai,” kata Nadiem.