Wali Kota Surabaya Dorong Integrasi Layanan Bus Trans Jatim dan Suroboyo Bus

Andri - Rabu, 23 Juli 2025 14:50 WIB
Suroboyo Bus yang melayani warga Kota Surabaya dalam bepergian.

SURABAYA I halojatim- Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, menegaskan pentingnya integrasi antara layanan Bus Trans Jatim dan Suroboyo Bus. Tujuannya guna meningkatkan efisiensi pelayanan transportasi publik di Kota Surabaya.

“Harusnya sistemnya saling terhubung, bukan saling meniadakan. Jadi nanti Trans Jatim bisa disambut oleh Bus Suroboyo, termasuk soal tarif bisa disesuaikan,” ujar Eri saat ditemui di Surabaya, Selasa (22/07).

Eri mengungkapkan bahwa pengoperasian rute baru Trans Jatim Koridor VII, yang direncanakan melintasi Surabaya, belum memperoleh izin masuk ke Terminal Intermoda Joyoboyo (TIJ).

Ia berharap kehadiran moda transportasi baru tidak justru mengancam eksistensi transportasi yang telah lebih dulu beroperasi. “Kita sudah memiliki trayek resmi dari luar Surabaya sampai ke dalam kota. Kalau tiba-tiba dimasuki moda lain tanpa koordinasi, bagaimana nasib yang sudah ada?” ujarnya.

Menurut Eri, prinsip dasar dalam pembangunan sistem transportasi adalah integrasi antar moda, bukan mengganti atau menghapus moda yang telah berjalan. Ia pun telah meminta Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Surabaya untuk berkoordinasi dengan Dishub Provinsi Jawa Timur agar kebijakan yang diterapkan tidak tumpang tindih.

“Kepala Dishub Surabaya saya minta segera menjalin komunikasi dengan Kadishub Provinsi,” katanya.

Lebih lanjut, ia menekankan pentingnya menjaga kesejahteraan operator dan pengemudi transportasi yang sudah lama beroperasi. Menurutnya, kehadiran layanan baru tidak boleh membuat mereka kehilangan penghasilan.

“Yang penting bagi saya, jangan sampai keberadaan transportasi baru justru mematikan yang sudah ada,” tegasnya.

Meski demikian, Eri membuka peluang terwujudnya integrasi penuh antara Bus Trans Jatim dan Bus Suroboyo, asalkan mencakup pengaturan trayek, sistem tarif, serta jaminan kesejahteraan bagi pelaku transportasi yang terdampak.

“Seperti saya bilang, harus terintegrasi. Kalau masuk ke wilayah yang sudah ada izin trayek dan pengemudinya, maka perlu dipikirkan juga bagaimana perbaikan pendapatan mereka. Jangan sampai yang lama malah terdampak negatif,” pungkasnya. (*)

Editor: Andri

RELATED NEWS