WAKIL JATIM DI DESA WISATA NUSANTARA INGIN SAJIKAN YANG TERBAIK
MADIUN I halojatim.com – Perjalanan Desa Mendak, Kecamatan Dagangan, Kabupaten Madiun, menjadi juara di Lomba Desa Wisata Nusantara terus dilakoni. Setelah melakukan presentasi pada 5 September lalu, kini wakil Jawa Timur itu akan mengirimkan videonya.
‘’Kami masih membuat video itu dan pengiriman paling terlamabat 17 September. Kami akan berusaha menyajikan yang terbaik,’’ kata Kepala Desa Mendak Nur Cholifah.
Meski ingin menyajikan yang terbaik, Ifa, sapaan karib Nur Cholifah, tak mau pasang targetnya. Baginya, dia sebagai kepala desa ingin memberikan yang terbaik dalam lomba yang diselanggarakan Kementerian Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) tersebut.
Ya, keikursertaan dalam Lomba Desa Wisata Nusantara ini bagi Desa Mendak adalah untuk kali kedua. Pada 2023, desa tersebut, papar Ifa, bisa masuk 50 besar. ‘’Sekarang, kami tengah berjuang di babak 45 besar,’’ jelas kepala desa kelahiran Sidoarjo 26 Mei 1983 tersebut.
Sebelumnya, pada 5 September, Ifa sudah mempresentasikan Desa Mendak. Kegiatan dilakukan secara online , jadi tidak tatal langsung di Jakarta.
‘’Saya dapat urutan terakhir setelah wakil dari Bali. Setelah itu dilajutkan dengan diskusi,’’ tambah Ifa yang sudah dua periode terpilih menjadi kepala desa tersebut.
Peserta diskusi, tutur Ifa, adalah tim juri, dosen Universitas Indonesia (UI), dari Kementeriaan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), dan praktisi pengembangan desa wisata.
‘’Mereka yang terlibat diskusi tersebut gelanya profesor semuanya,’’ ungkap Ifa.
Di tahapan pengiriman video ini, pihak panitia dalam hal ini Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi mempunyai beberapa ketentuan. Di antaranya aemua peserta yang masuk ke tahap berikutnya pada setiap kategori wajib untuk membuat video dengan durasi 5-10 menit.
‘’Ada 38 point yang harus ada dalam video yang dikirimkan nanti,’’ katanya.
Ifa menerangkan bahwa letak desa yang dipimpinnya ada di lereng Gunung Wilis. Meskipun tidak mempunyai basik destinasi wisata yang dibuat oleh alam, dia dan warga desa mencoba untuk membuat inovasi yaitu memunculkan potensi-potensi yang ada.
‘’Misalnya potensi tentang adat istiadat, potensi tentang budaya, potensi alamnya. Yang kemudian kami kemas dalam suatu produk yang berkesinambungan dan berintegritas yang kami sebut sebagai paket wisata,’’ ujar dia.
Tujuan dia dan warga juga ingin melestarikan adat budaya yang ada di tengah-tengah gempuran era digitalisasi saat ini. Selain itu tujuan lain adalah melestarikan alam dan lingkungan.
‘’ Semakin hijau desa kami, maka semakin aman masyarakat kami tinggal di desa. Tentunya dampak dari tetap terjaganya keseimbangan lingkungan dan alam kami sehingga menarik mata masyarakat luar untuk ingin berkunjung ke desa kami, kami kemaslah lingkungan yg indah di desa kami sebagai salah satu destinasi wisata alam sehingga siapa pun yang berkunjung di desa kami Insyaallah tidak akan kecewa dan pastinya ingin kembali lagi dan lagi.’’. (*)