SURABAYA | halojatim.com - Anggota Steering Committee IFSOC, Tirta Segara&nbsp;menekankan urgensi adanya regulasi dan skema perlindungan dana investor.&nbsp; Menurutnya, hal ini akan berperan sebagai tonggak dan acuan jelas kepada platform mengenai batasan-batasan pengelolaan dana investor.&nbsp;&nbsp; Karena ini adalah salah satu sumber utama permasalahan sebagaimana yang kita lihat dalam kasus FTX dan sekarang Binance.&nbsp;BACA JUGA :&nbsp;<ul><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://halojatim.com/read/ifsoc-masalah-aset-kripto-jadi-peringatan-serius">https://halojatim.com/read/ifsoc-masalah-aset-kripto-jadi-peringatan-serius</a></li><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://halojatim.com/read/ubah-password-secara-berkala-ini-waktu-yang-tepat">https://halojatim.com/read/ubah-password-secara-berkala-ini-waktu-yang-tepat</a></li><li>https://halojatim.com/read/program-rpl-unusa-dua-semester-bisa-jadi-sarjana</li></ul> "Sebagaimana telah diterapkan di area pasar modal, platform dan pelaku industri kripto mestinya juga tidak boleh menampung, mengalihkan, dan apalagi menginvestasikan dana yang dikelola secara serampangan dengan risiko tinggi tanpa izin. Hal ini sangat krusial dalam meningkatkan aspek perlindungan&nbsp; konsumen di area kripto," jelas&nbsp;Tirta.&nbsp; Tirta&nbsp;juga mengatakan perlunya penguatan aspek kelembagaan di pasar kripto sehingga fungsi-fungsi yang ada dan dapat mengalami benturan kepentingan dapat disegregasi dengan baik: peran sebagai pedagang, pialang, kustodian dan sebagainya.&nbsp; “Segregasi fungsi lembaga di pasar kripto ini mendesak segera dilakukan untuk mewujudkan tata kelola yang baik di pasar kripto," kata&nbsp;Tirta Segara.&nbsp;&nbsp; Anggota Steering Committee IFSOC, Eddi Danusaputro&nbsp;menjelaskan&nbsp; kasus Binance dan Coinbase ini menjadi peristiwa yang semakin membuka mata akan risiko perlindungan konsumen di pasar kripto yang masih sangat rentan. Menurut Eddi, sebagaimana investasi lainnya, risiko volatilitas merupakan&nbsp;investor own risk. Akan tetapi risiko yang muncul akibat kelalaian pengelolaan dana, pencucian, hingga penggelapan dana, dan risiko lainnya yang terkait tata kelola pasar kripto harus bisa diminimalisir.&nbsp;&nbsp; “Ini merupakan&nbsp;moment of truth&nbsp;bagi pasar kripto. Dari sini kita melihat bahwa regulator seperti SEC telah mengambil peran dan memberikan perhatian khusus. Tanpa ada regulasi yang jelas, industri ini akan sulit mencapai pertumbuhan yang kondusif dan optimal,” ungkap&nbsp;Eddi.&nbsp; Eddi&nbsp;juga menambahkan kasus ini menjadi pembelajaran, cepat atau lambat para regulator di dunia termasuk Indonesia harus segera membentuk berbagai kebijakan untuk merespon perkembangan kripto.&nbsp; “IFSOC mendukung pemerintah dan regulator yang saat ini sedang berupaya menyusun berbagai kebijakan yang memadai dalam rangka memperkuat pengaturan dan pengawasan pasar kripto. Hal ini akan mendorong terwujudnya pasar kripto yang aman dan terpercaya”, tutup&nbsp;ketua AMVESINDO&nbsp;ini

Diskusi virtual membahas tentang masalah aset kripto yang digagas IFSPC Selasa (13/6/2023). 

IFSOC - 1.jpeg

Anggota Steering Committee IFSOC, Tirta Segara menekankan urgensi adanya regulasi dan skema perlindungan dana investor. 

Urgen Regulasi dan Skema Perlindungan Investor Kripto