Tips Jaga Kesehatan Reproduksi dari Dosen FK Unair
SURABAYA | halojatim.com - Kepraktisan menjadi alasan para perempuan menggunakan pembalut tipis setiap hari.
Lebih nyaman, demikian alasannya. Terutama bagi para perempuan yang mengalami keluhan kemaluan sering basah atau mengalami keputihan.
Padahal, menurut Dr Eighty Mardiyan K, dr, SpOG (K), ini bukan pilihan yang tepat. Alasannya, berganti celana dalam berulang dan memilih berbahan katun akan lebih sehat.
“Setiap hari memakai pembalut tipis, akan menyebabkan daerah kemaluan akan mudah berkeringat dan lembab karena keringat tersebut tidak diserap,” kata dosen Departemen Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK Unair)/RSUD dr Soetomo itu.
Dokter Eighty yang berbicara saat memberi materi “Menjaga Kesehatan Reproduksi Perempuan” di Yayasan Hidayatullah Surabaya, Selasa (14/2/2023) itu mengatakan kondisi lembab ini berakibat bakteri dan jamur mudah tumbuh. Hasilnya, keputihan akan semakin parah.
Sebaliknya, pemilihan celana berbahan katun akan memudahkan diserapnya keringat. Sehingga daerah kemaluan tidak lembab lagi. Bila terasa basah, disarankan berganti berulang. Dan bukan memilih jalan pintas memakai pembalut harian.
Dokter Eighty menyebut, tidak semua keputihan harus dirisaukan. Karena ada keputihan yang normal dan bisa dialami semua perempuan.
“Keputihan normal biasanya berwarna bening atau putih, muncul menjelang haid, setelahnya atau pertengan siklus, tidak gatal dan tidak berbau,” papar dr Eighty.
Sebaliknya, keputihan mulai tergolong tidak normal bila keluar sepanjang waktu, warna berubah hijau, kuning atau bahkan coklat dan bercampur darah dengan, maka harus mulai waspada. Begitu juga bila keputihan diserta rasa gatal atau panas terbakar.
Keputihan yang tidak normal, bisa disebabkan infeksi. Baik karena kuman, parasit atau jamur. Bila karena infeksi, lanjut dr Eighty, harus mendapat pengobatan antibiotika atau antijamur yang sesuai. Dan tidak boleh mengonsumsi obat tanpa melakukan pemeriksaan dan konsultasi dokter.
Pemakaian obat yang tidak tepat, misalnya antibiotika, justru akan memunculkan resistensi kuman. Artinya, kuman semakin kebal terhadap antibiotika yang digunakan dengan cara tidak tepat.
Keputihan tidak normal dengan bau tidak sedap, bahkan disertai darah, juga bisa menjadi gejala awal kanker serviks. “Sebaiknya segera melakukan pemeriksaan ke dokter kandungan. Supaya bisa diilakukan pemeriksaan detil , dan dipastikan sebab keputihan tersebut,” ungkap dr Eighty.
Dengan pemeriksaan ini, dokter akan bisa mendiagnosis dengan tepat, sekaligus menentukan pengobatan yang sesuai.