Sinergi untuk Mempercepat Pembangunan Kilang Minyak Pertamina di Tuban
Tidak harus menunggu lama untuk merealisasikan pembangunan kilang minyak milik Pertamina di Tuban. Beberapa Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang terlibat dalam proyek ini di antaranya, PT Pertamina (Persero), PT Barata Indonesia ( Persero), PT Krakatau Steel (Persero) Tbk, PT Rekayasa Industri, serta PT Tuban Petrochemical Industries (anak perusahaan Pertamina) bahu membahu mewujudkannya.
Kerja sama itu merupakan tindak lanjut dari keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) melalui Keputusan Nomor: 284/MBU/11/2019. Di keputusan itu pula menunjuk PT Barata Indonesia juga menjadi anggota tim percepatan pembangunan kilang minyak itu.
Kick off untuk program ini dilakukan PT Pertamina (Persero) dan PT Barata Indonesia (Persero) di Workshop Heavy Machining Center milik PT Barata Indonesia, Gresik, Senin (20/1/2020). Ini sebagai bentuk komitmen bersama dari semua pihak terkait untuk pekerjaan percepatan pembangunan kilang minyak Pertamina. Rencananya ada sekitar lima kilang minyak serta dua kilang gas, yang pengerjaannya ditarget selesai pada 2027.
“Industri manufaktur memang harus didorong untuk meningkatkan kompetensi dan kapasitas dalam mendukung pembangunan strategis, seperti kilang dan industri berat lainnya. Sehingga dapat menciptakan efek multiplier dalam pertumbuhan ekonomi nasional," ujar Direktur Utama PT Barata Indonesia (Persero), Fajar Harry Sampurno.
Dikatakan Fajar penugasan tersebut juga dilatarbelakangi upaya pemerintah untuk meningkatkan persentase TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri) dalam Proyek Strategis Nasional serta untuk menekan jumlah impor migas.
Fajar meyakini, ditunjuknya Barata Indonesia sebagai anggota tim percepatan pembangunan kilang minyak, karena perusahaan memiliki pengalaman yang panjang di bidang industri manufaktur, termasuk industri migas. Produk–produk yang dihasilkan oleh perusahaan juga telah mampu diekspor ke beberapa negara di luar negeri.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan, BUMN yang terlibat dalam proyek ini sebagai upaya untuk mengoptimalkan penggunaan komponen TKDN. "Kita telah mengetahui kemampuan Barata. Langkah awal ini bagaimana kita membangun kilang yang sangat besar tetapi juga melihat TKDN," ujar Nicke.
Nicke berpendapat, Barata Indonesia memiliki kompetensi dan juga pengalaman panjang dalam membangun infrastruktur di industri minyak dan gas bumi. Itu lah yang menjadi alasan ditunjuknya perusahaan tersebut sebagai koordinator klaster industri manufaktur BUMN, termasuk dalam pembangunan kilang.