Sharenting, Harus Tetap Menjaga Privasi Anak
SURABAYA | halojatim.com - Fenomena Sharenting yang kini tengah menjadi sorotan masyarakat. Ini menjadi aktivitas yang tanpa disadari secara rutin dilakukan oleh orang tua.
Namun perlu diingat bersama agar tetap menjaga privasi anak dan tentunya melihat lebih jauh dampak dari penyalahgunaan dari hak privasi anak setiap kali membagikan segala aktivitas dan kegiatan anak di sosial media.
Pendidik Rumah Main Cikal, Ina Winangsih atau yang akrab disapa Ina menyebutkan sudah banyak riset ahli yang menghubungkan fenomena Sharenting dengan beberapa isu, salah satunya hak privasi anak.
Dikatakannya, Sharenting dapat menyalahi penggunaan hak privasi anak apabila orang tua membagikan hal-hal yang privat bagi anak.
BACA JUGA :
- https://halojatim.com/read/suzuki-umumkan-harga-jual-grand-vitara-tertarik-beli
- https://halojatim.com/read/27-politeknik-teken-mo-u-dengan-kadin-institute-dan-kadin-indonesia
- https://halojatim.com/read/pelatih-aji-santoso-tak-mau-salahkan-wasit
Seperti apa sebenarnya pentingnya menjaga privasi anak dan dampak penyalahgunaannya apabila orang tua tidak memperhatikan hak privasi anak dalam membagikan aktivitas atau kegiatan anak di sosial media? Simak penjelasannya berikut ini
Pentingnya Menjaga Privasi Anak dalam Sharenting
Dengan semakin meluasnya penggunaan sosial media sebagai sarana mengabadikan cerita tentang pengasuhan anak dan juga potret kegiatan anak, orang tua perlu tetap waspada dan menjaga privasi dari anak mengingat hal tersebut adalah bagian dari hal anak yang harus dilindungi dan dijaga.
Menurut Ina Winangsih sudah banyak riset ahli yang menghubungkan fenomena Sharenting dengan beberapa isu, salah satunya hak privasi anak. Ia menambahkan bahwa Sharenting dapat menyalahi penggunaan hak privasi anak apabila orang tua membagikan hal-hal yang privat bagi anak.
“Sharenting dapat menyalahi hak privasi anak apabila orangtua membagikan hal-hal privat seperti bagian tubuh tertentu, bagian muka yang terkespos dengan jelas, atau bahkan data informasi anak. Hal ini tidak bisa dianggap berbagi cerita tentang anak saja, karena selain menyalahi hak privasi anak, kita juga telah menempatkan anak pada risiko, misalnya memancing stalker untuk berbuat hal yang berbahaya pada anak atau bahkan orang tuanya.” jelas Ina
Privasi Anak yang Tidak Perlu Dipublikasikan oleh Ortu di Medsos
• Bagian privat anak (alat kelamin, foto tanpa pakaian)
• Identitas anak (nama lengkap, nama panggilan, tanggal lahir, lokasi sekolah dan juga informasi kelas anak, dan sebagainya)
• Keberadaan anak (tidak membagikan lokasi anak secara real time)
• Aktivitas yang privat (mandi, buang air besar/kecil)