SDN Plumbungan yang Menjaga Bahasa Ibu Agar Tidak Punah
Berbahasa Jawa dalam Kegiatan Belajar Mengajar di Hari Sabtu
SIDOARJO I halojatim.com – Banyak anak-anak yang mahir berbahasa asing. Baik itu Inggris, Tionghoa, maupun juga Arab. Namun, anehnya, mereka banyak yang tak bisa berbahasa Jawa. Sebuah sekolah di Kecamatan Sukodono, Sidoarjo, mempunyai cara untuk membuat para anak-anak tidak lupa akan bahasa di mana mereka tinggal.
--
MELIHAT anan-anak cas cis cus dalam Bahasa Inggris sudah tidak ada asing bagi kita. Begitu juga saat mereka memakai bahasa Arab.
Ironisnya, para anak lupa akan bahasanya sendiri, yakni Bahasa Jawa. Khususnya para siswa di kawasan Kabupaten Sidoarjo.
Kondisi inilah yang membuat Sekolah Dasar Negeri (SDN) Plumbungan, Sukodono, Kabupaten Sidoarjo, mewajibkan kegiatan belajar mengajar dan komunikasi dilakukan dalam Bahasa Jawa. ‘’Tidak setiap hari memang. Hanya khusus dilaksanakan pada Hari Sabtu, semua kegiatan dilaksanakan dengan berbahasa Jawa,’’ kata kata Kepala Sekolah SDN Plumbungan Anita Hidayati.
Menurutnya, kewajban memakai Bahasa Jawa itu hanya dilaksanakan di sekolah yang dipimpinnya. Artinya, kegiatan itu bukan intruksi wajib dari Dinas Pendidikan Kabupaten Sidoarjo.
‘’Kami baru memulainya Sabtu (3/8/2024). Kami melakukan kegiatan Sabtu berbahasa Jawa karena lunturnya Bahasa Jawa di kalangan anak-anak,’’ ungkap Anita.
Itu, ujarnya karena orang tua lebih memilih mengkursuskan anaknya Bahasa Inggris, Bahasa Mandarin, dan bahasa-bahasa asing yang lain. Tetapi, papar Anita, mereka lupa bahasa ibu.
‘’Kami memakai Bahasa Jawa Kromo Madyo. Bahasa Jawa yang halus bukan ngoko karena ada tingkat kesopanannya,’’ terang kepala sekolah yang tengah mengejar gelar doktor pendidikan tersebut.
Diakui Anita, awalnya memang sempat mengalami kesulitan. Salah satunya, papar dia, guru da siswa masih sering lupa-lupa.
‘’Pemakain Bahasa Jawa Kromo Madyo ini dipakai juga saat mengajar. Saya yakin semua akan terbiasa karena menjadi sebuah kebiasaan,’’ tegas Anita.
Apalagi, dia selaku pimpinan di SDN Plembungan bersikap longgar kepada guru dan siswa yang lupa memakai Bahasa Jawa. Anita tidak memberikan denda.
‘’Saya hanya megingatkan dan membiasakan untuk selalu memakai Bahasa Jawa setiap Sabtu,’’ lanjut Anita.
SDN Plumbungan sendiri termasuk sekolah yang berprestasi dan selalu melakukan inovasi. Tahun lalu, sekolah yang lokasinya berada di samping Balai Desa Plumbungan itu mampu masuk 10 besar lomba tingkat nasional di bidang seni dan budaya. (*)