Relawan Marco-19, Membuat Kabupaten Sumenep Naik Peringkat Cakupan Vaksinasi
Rumah Sakit Terapung Ksatria Airlangga (RSTKA) berlabuh kembali ke Surabaya setelah satu bulan mengarungi lautan menyisir kepulauan Sumenep, Madura, sejak 4 September hingga 4 Oktober 2021.
Perjalanan kapal milik keluarga besar Unair ini, spesial karena membawa misi pemberantasan hoax tentang vaksinasi yang masih tumbuh subur di masyarakat Madura. Misi ini dinamai MARCO-19 ( Madura Sadar Covid-19). Makin spesial karena misi ini digawangi oleh dokter-dokter baru lulusan Fakultas Kedokteran Unair yang dilantik Juli 2021 lalu.
Ada delapan dokter baru lulusan FK Unair yang menjalankan misi ini. Mereka masuk dalam Tim Penelitian dan Persuasi. Ya, selain menjalankan misi pemberantasan hoax, mereka juga sekaligus melakukan penelitian tentang persepsi masyarakat di kepulauan Madura mengenai vaksinasi Covid-19. Tak tanggung-tanggung, tujuh penelitian lahir dari sini.
Dokter Sherly Yolanda, Ketua Tim Penelitian dan Persuasi menuturkan, misi ini bermula ketika para dokter lulusan FK Unair ini melakukan Webinar Awam seputar Covid-19. Saat itu, ia menjadi salah satu pemateri yang memaparkan tentang hoax Covid-19 yang beredar di masyarakat beserta cara menangkisnya.
“Rupanya, Direktur RSTKA, dr Agus Harianto, SpB, mengikuti webinar kami. Beliau tertarik dan menantang kami bagaimana jika kami terjun memberantas hoax langsung di masyarakat,” tuturnya.
Dari situ, akhirnya delapan dokter itulah yang menyanggupi tantagan pemberantasan hoax. Namun rupanya misi ini tak semudah dari apa yang mereka paparkan dalam forum yang notabene, pesertanya adalah orang-orang yang melek teknologi.
Di pedalaman, hoax tentang Vaksinasi Covid-19 mengakar dan dipercayai oleh masyarakat.
Terutama di Kepualauan Sumenep. Ini juga yang menyebabkan cakupan vaksinasi di berada di urutan terendah dari kabupaten lain di Jatim, yakni di Angka 12, 33 persen atau nomer paling bawah di antara 38 kabupaten kota yang ada di Jawa Timur.
“Banyak hoax yang dipercaya masyarakat. Bahkan mereka seakan menunjukan buktinya. Seperti setelah vaksin bisa meninggal. Bahkan ada hoax yang mengatakan tangan bisa luka borokan setelah vaksin,” tambah dr Sherly.
Dokter Pandit Bagus Tri Saputra selaku wakil menambahkan, pihaknya melakukan pendekatan persuasif dalam meluruskan isu hoax ini. Dalam mengedukasi masyarakat. Tidak langsung memberi tahu apalagi menyalahkan.
“Pendekatan kami adalah dengan lebih banyak mendengar. Seperti apa persepsi mereka. Baru di sela-sela itu dengan cara yang halus, kami memberi tahu bahwa yang mereka yakini tidak benar dan vaksin ini aman,” ujarnya.
Upaya yang dilakukan pun luar biasa. Bahkan timnya juga mendatangi sumber pembawa berita hoax langsung.
“Upaya kami juga berhasil tak lepas karena kami melibatkan lintas sektor. Mulai dari perangkat desa, TNI, POLRI, dan yang paling penting dan berpengaruh, tokoh agama dan tokoh masyarakat di sana,” ujarnya.
Tak tanggung-tanggung, lewat misi ini, RSTKA telah berhasil membantu Pemrov Jatim dalam melakukan percepatan vaksinasi. Setidaknya 3.000 dosis vaksinasi telah berhasil disuntikkan kepada masyarakat. Bahkan sebelumnya Sumenep berada di peringkat paling bawah, pada 5 Oktober 2021 lalu naik dua peringkat menjadi 36 untuk cakupan vaksinasi Covid-19.
“Lokasi vaksinasi pun jauh berbeda dari lokasi vaksinasi di Surabaya, kami vaksinasi di dermaga, tepi pantai, rumah warga,” tambahnya.