Polusi Udara Meningkat, Ini yang Harus Dilakukan
SURABAYA | halojatim.com - Belakangan ramai dibicarakan soal Jakarta menjadi kota dengan polusi udara terburuk di dunia.
Data IQAir menunjukkan kualitas udara di Jakarta pada Juni 2023 pernah mencapai 159 AQI US, angka ini masuk dalam kategori udara tidak sehat.
Tidak hanya di Jakarta, daerah lain pun mengalami kondisi udara yang hampir sama dengan Jakarta.
Head of Department Underwriting Sequis, Fridolin Seto mengingatkan masyarakat bahwa polusi dan memburuknya kualitas udara bisa berdampak buruk bagi kesehatan.
"Gunakan masker saat berada di luar ruang meski pandemi telah usai untuk melindungi kita dari paparan virus dan berbagai penyakit yang mudah menular melalui udara serta mencegah paparan polusi udara. Jika tidak terlalu penting, hindari beraktivitas terlalu lama di ruang terbuka saat kualitas udara sedang memburuk," jelas dr Fridolin.
Ia juga menyarankan agar masyarakat melakukan vaksin covid dan booster covid bagi yang belum dan vaksin yang menjaga saluran pernafasan dari berbagai infeksi, seperti vaksin influenza, vaksin pneumonia, vaksin BCG untuk mencegah penyakit TBC, dan vaksin untuk batuk rejan (pertusis). Saran berikutnya dari dr. Fridolin agar menjaga imunitas tubuh tetap optimal dengan pola hidup sehat. Mulai dari memilih jenis asupan dan porsi makan, cukup istirahat, menjauhi stres, dan menghindari paparan asap karena mengandung banyak polutan yang berbahaya bagi paru-paru, serta lakukan olahraga secara teratur.
Soal berolahraga, dr Fridolin menyarankan sebaiknya tidak dilakukan di area banyak lintasan kendaraan karena sama saja merusak saluran pernafasan dan paru. Bisa berolahraga dalam ruangan atau jika harus di luar ruang, pilihlah tempat yang kadar oksigennya tinggi, seperti taman atau di sekitar Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) karena biasanya dikelilingi banyak pepohonan. Kualitas udara yang buruk dapat menurunkan kualitas kesehatan.
Meskipun kita sudah berupaya melakukan semua tindakan preventif ini, namun polutan dapat tetap masuk ke dalam tubuh karena kita menghirup partikel polusi udara yang bisa mengganggu saluran pernafasan bahkan berpotensi mengganggu kinerja organ tubuh lain. Sakit tenggorokan, batuk kering atau berdahak, hingga sesak napas merupakan beberapa contoh penyakit terkait saluran pernafasan.
"Bagi mereka yang memiliki riwayat penyakit asma dan penyakit paru kronik harus lebih waspada karena paparan polusi dalam jangka panjang dan masuknya partikel ke paru-paru dan peredaran darah secara terus-menerus dapat menyebabkan penyakit kronis, seperti infeksi saluran pernafasan, asma, pneumonia, bronkopneumonia hingga kanker paru dan serangan jantung," katanya.