Piala Dunia U-17, Okupansi Hotel di Surabaya Meningkat
SURABAYA | halojatim.com - Dampak ekonomi daru gelaran Piala Duniaa U17 di Kota Surabaya mulai terasa. Salah satunya ke tingkat hunian hotel.
Okupansi atau tingkat hunian hotel di Kota Surabaya tembus 80 persen.
Ketua Badan Pimpinan Daerah Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia Jawa Timur (BPD PHRI Jatim) Dwi Cahyono mengatakan di hari biasa, okupansi hotel di Kota Pahlawan rata-rata berada di angka 50 sampai 60 persen.
"Kemarin sekitar 80 persen rata-rata okupansi hotel di Surabaya, ini karena jelang Piala Dunia U-17 2023. Kalau rata-rata umum di hari biasanya sekitar 65 persen. Kemarin saja maksimal 50 sampai 60 persen, naik 20 persen dari rata-rata harian, terus mendekati Piala Dunia ini sudah 80 persen," ujarnya.
Bahkan di Kabupaten Gresik, Dwi mengatakan, okupansi hotel tercatat lebih tinggi dibanding Surabaya. Yakni di atas 85 persen. Menurutnya, kondisi ini diperngaruhi oleh faktor jarak.
Para tamu yang ingin menyaksikan pertandingan sepak bola Piala Dunia-17 2023, lebih memilih bermalam di hotel-hotel yang ada di Kota Pudak. Sebab ia menilai jarak hotel dengan Stadion Gelora Bung Tomo (GBT) Surabaya sebagai lokasi penyelenggaraan Piala Dunia U-17 2023, tak terpaut jauh.
"Soalnya (jaraknya dengan lokasi Piala Dunia U-17) lebih dekat. Okupansi rata-rata sekitar 85 persen, tapi banyak yang sudah penuh," lanjutnya.
Ia menambahkan, meningkatnya hunian kamar hotel mulai dirasakan sejak pekan lalu, dengan kenaikan sekitar 10 persen. Dwi pun memprediksi, okupansi hotel akan terus merangkak naik hingga pada H+2 pembukaan Piala Dunia U-17 2023 di Stadion GBT Surabaya.
Menurut catatannya, para tamu yang memenuhi kamar hotel kebanyakan berasal dari wisatawan lokal, baik dari dalam maupun luar Pulau Jawa. Para tamu ini akan tinggal (length of stay) selama 2 sampai 3 hari, bertepatan saat tim kesayangannya bertanding di Piala Dunia U-17 2023.
Sementara untuk wisatawan asing dia katakan, jumlahnya belum terlalu signifikan.
"Kalau (tamu) asing itu official team begitu. Belum ada tamu asing, cuma lokal, luar provinsi. Kalau asing cuma satu dua orang, ya para official," katanya.
Dengan tingginya okupansi hotel saat gelaran Piala Dunia U-17 2023, Dwi menyampaikan turut mendongkrak pertumbuhan ekonomi di bidang perhotelan setelah dua tahun lalu hancur akibat badai Covid-19.
"Ini perlu kita syukuri, karena usaha perhotelan itu tergantung dari event-event seperti Piala Dunia," pungkasnya.