SURABAYA I halojatim.com - Idul Adha sudah semakin dekat. Pemerintah Provinsi Jawa Timur sudah menyiapkan sebanyak 1.276 juru sembelih halal (juleha).

"Jumlah 'juleha' itu tercatat dalam Management Qurban," kata Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa di Gedung Negara Grahadi di Surabaya Minggu.

Jumlah "juleha" tersebut tersebar di berbagai pondok pesantren (Ponpes), masjid, mushalla, dan lembaga di Jatim, termasuk telah mendapatkan pelatihan, pengarahan, dan sertifikasi. Khofifah memastikan kesiapan sarana dan prasarana seperti rumah potong hewan dan juru sembelihnya.

Selain itu, Khofifah meminta masyarakat tidak resah dengan adanya penyakit mulut dan kuku (PMK) yang sudah menjangkiti hewan ternak di sejumlah kabupaten/kota sejak awal Mei lalu. Oleh sebab itu, kata dia, higienitas dan kehalalan daging kurban menjadi keharusan sebagai bentuk perlindungan kepada masyarakat.

"Bukan hanya hewan ternaknya yang harus disiapkan, tetapi RPH-RPH dan juru sembelihnya juga harus disiapkan dengan baik," kata Khofifah.

Terkait jumlah "juleha" di Jatim, Khofifah mengatakan bahwa masih akan terus bertambah seiring dengan berbagai pelatihan yang sedang disiapkan oleh lembaga resmi. Khusus untuk tahun ini, kata dia, seiring dengan adanya wabah PMK, para "juleha" juga mendapatkan materi khusus tambahan, yaitu pemberian materi terkait zoonosis dan kewaspadaan PMK.

"Pada 18 Juni 2022 akan ada pelatihan untuk seluruh masjid di Surabaya. Kemudian besoknya di Masjid Al Akbar untuk 150 masjid se-Jatim," kata Khofifah.

Dari data yang dihimpun oleh Lembaga Juleha Indonesia Jatim, sebanyak 1.276 "juleha" itu berasal dari Pesantren Al Amanah Sidoarjo, Pesantren Nurul Huda Sencaki Surabaya, Pesantren El Kadi Mojokerto, PCNU Gresik, dan Vokasi Juleha tahun 2018-2022. Selain itu juga terdapat 66 "juleha" yang bersertifikat Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) pada tahun 2022. Kemudian, sekitar 800 orang lainnya merupakan hasil pelatihan Management Qurban di masjid dan mushalla se-Jatim mulai tahun 2018 hingga 2022. (*)