Para Pakar Lakukan Penelitian Bertahun-tahun, Ini Jawaban atas Pertanyaan Benarkah Uang Membuat Bahagia?

ifta - Rabu, 26 Juli 2023 06:26 WIB
Benarkah Uang Membuat Bahagia ? ( Ist)

Halojatim.com- Pertanyaan apakah uang bisa membuat bahagia? Pakar menjawab pertanyaan yang terkesan klise tersebut.

Jawaban ini didapat setelah melakukan penelitian atau riset selama bertahun-tahun.

Mereka yang diriset dari generasi ke generasi soal definisi kebahagiaan serta definisi uang.

Kali ini seorang pakar yang juga seorang penulis buku Wadinger dan Marc Schuls yang berjudul The Good Life mengatakan, uang tidak bisa membeli kebahagian.

Pendapat itu mereka tuangkan dalam penelitian dengan jangka waktu terlama di dunia mengenai kebahagiaan yang diterbitkan oleh Harvard Study of Adult Development.

Mengutip TrenAsia.com dari Reuters pada rabu, 26 Juli 2023, penelitian terkenal lain yang dilakukan oleh Daniel Kahneman dan Angus Deaton menyebutkan bahwa uang memang menjadi hal yang krusial di kehidupan kita sehari-hari seseorang.

Namun, hanya sampai pada tingkat pendapatan tertentu yaitu U$75 ribu atau setara dengan Rp1,12 miliar per tahun (asumsi kurs Rp15.003 per dolar AS).

Lebih dari itu, tidak ada korelasi antara uang dengan kebahagiaan. Bagi sebagian besar ahli keuangan, intinya adalah untuk tidak memperlakukan uang sebagai tujuan akhir, tetapi sebagai alat untuk mencapai tujuan dan menciptakan sesuatu yang berarti.

Sejak tahun 1938, Harvard Study of Adult Development telah meneliti orang-orang yang sekarang hingga tiga generasi sebelumnya. Tujuannya adalah untuk mencari tahu apa yang benar-benar membuat kehidupan mereka menjadi memuaskan dan apa yang sebenarnya tidak mempengaruhi.

“Uang tidak dapat membelikan kita kebahagiaan, tetapi uang adalah alat yang dapat memberi kita keamanan dan keselamatan serta rasa kendali atas kehidupan,” kata Schulz, yang juga profesor psikologi di Bryn Mawr College, Pennsylvania.

“Pada akhirnya, hidup sebenarnya adalah tentang hubungan kita dengan orang lain. Hubungan kitalah yang membuat kita bahagia.”

Pelajaran lain yang dapat kita ambil dari penelitian ini adalah bahwa kesuksesan karier tidak sama dengan kebahagiaan.

Kecenderungan kita adalah membayangkan bahwa menjadi seseorang yang sukses dan berprestasi dapat menyelesaikan semua masalah kita.

Padahal sebenarnya tidak. Dalam sebuah penelitian tersebut, ditemukan hasil bahwa sampel peserta dengan "pekerjaan yang lebih bergengsi dan menghasilkan lebih banyak uang nyatanya tidak merasa bahagia dalam hidup mereka," kata Schulz. ***

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Rumpi Rahayu pada 25 Jul 2023

Bagikan

RELATED NEWS