Pangkas Biaya, Nestle dan Unilever Gunakan Teknologi AI

Asih - Minggu, 20 Agustus 2023 09:49 WIB
null

JAKARTA | halojatim.com - Nestle dan Unilever, sedang menjalankan eksperimen dengan menggunakan teknologi kecerdasan buatan (AI) generatif, seperti ChatGPT dan DALL-E.

Langkah itu dilakukan untuk mengurangi biaya dan meningkatkan produktivitas dalam strategi pemasaran mereka.

AI generatif telah menjadi sorotan utama selama beberapa tahun terakhir, dan telah menarik perhatian berbagai industri dengan potensinya.

Nestle, perusahaan makanan dan produk masyarakat, sedang mencari cara untuk memanfaatkan kemampuan ChatGPT dan DALL-E dalam upaya pemasaran produknya. Aude Gandon, Global Chief Marketing Officer Nestle, menyatakan ketertarikan perusahaan dalam menggabungkan kecerdasan buatan generatif dengan strategi pemasaran mereka.

"AI memberikan pengarahan pada kampanye dengan ide dan inspirasi hebat, Ide tersebut kemudian dikembangkan lebih lanjut oleh tim kreatif hingga akhirnya menjadi konten yang akan diproduksi,” kata Gandon, dilansir Reuters, Jumat, 18 Agustus 2023.

Tidak hanya Nestle, Unilever juga mengambil langkah serupa dengan mengembangkan teknologi AI generatif mereka sendiri. Perusahaan ini telah menggunakan teknologi ini untuk menghasilkan deskripsi produk otomatis untuk platform perdagangan digital. Lebih dari 400 merek milik Unilever, termasuk Dove dan Ben & Jerry's, dapat mengambil manfaat dari inovasi ini.

Perusahaan periklanan terbesar di dunia, WPP, telah bekerja sama dengan Nestle dan Mondelez, produsen Oreo, dalam mengimplementasikan AI generatif dalam kampanye periklanan. Kurang dari 24 jam setelah kerjasama dimulai, mereka berhasil menggunakan DALL-E 2 dari OpenAI untuk menciptakan konten kreatif yang menarik dalam iklan YouTube Nestle's La Laitière. Keunggulan utama dari teknologi ini adalah kemampuannya untuk menghasilkan konten tanpa memerlukan biaya tambahan.

Dengan AI generatif, perusahaan-perusahaan tersebut dapat menciptakan teks, gambar, dan bahkan kode komputer yang terlihat asli dan kreatif berdasarkan data pelatihan, bukan hanya memproses atau mengidentifikasi data seperti kebanyakan sistem AI lainnya.

Harapan terhadap transformasi yang dapat dilakukan oleh teknologi ini telah meningkatkan minat dan investasi dalam pengembangan kecerdasan buatan generatif, dengan keyakinan bahwa hal ini akan mengubah cara produk diiklankan dan dipasarkan di masa depan.(*)

Tulisan ini telah tayang di kabarsiger.com oleh Yunike Purnama pada 20 Aug 2023

Editor: Asih

RELATED NEWS