PAHLAWAN INDONESIA DI SEA GAMES 1991 MASIH TAMPIL DI LIGA JAGO KAPUK

Andri - Minggu, 22 September 2024 23:45 WIB
Yusuf Ekodono (depan dua dari kanan) saat membela Siwalankerto di Liga Jago Kapuk 2024 Minggu (22/9/2024)

SIDOARJO I halojatim.com – Yusuf Ekodono menolak pensiun sebagai pemain. Meski usianya sudah tak muda lagi, 57, legenda hidup Persebaya Surabaya dan Tim Nasional Indonesia tersebut masih bermain dalam berbagai kompetisi.

Memang bukan di ajang Liga 3 atau pun Liga 2 dan Liga 1. Namun, Yusuf tampil dalam turnamen sepak bola usia lanjut Liga Jago Kapuk 2024. Dia membela Siwalankerto All Stars.

Kehadiran pahlawan Indonesia saat meraih emas cabang olahraga sepak bola SEA Games 1991 di Manila, Filipina, tersebut membawa kesebelasan asal Kota Surabaya itu menang 2-0 atas Rea Reo dalam pertandingan di Liga Jago Kapuk 2024 Wilayah Utara di Lapangan Kesambi, Porong, Sidoarjo, Minggu siang (22/9/2024). Dua gol Siwalanketo atas lawannya yang juga berasal dari Kota Pahlawan, julukan Kota Surabaya, disumbangkan Mukhlis dan Suwito.

‘’Yusuf Ekodono tampil penuh 2x30 menit. Dia masih kuat dan tampil bagus,’’ kata Ketua Panitia Liga Kapuk 2024 Wahyu Mulia.

Dengan skill dan pengalaman yang dimiliki, Yusuf, ucap Mul, panggilan Wahyu Mulia, membuat permainan Siwalankerto lebih hidup dibandingkan lawan. Bahkan, Yusuf, lanjutnya, mampu membimbing rekan-rekannya yang usianya banyak di bawahnya.

Ya, Yusuf merupakan sosok yang fenomenal di sepak bola Indonesia. Dikutip dari berbagai sumber, Yusuf memulai karier sebagai pemain sepak bola dari klub internal Persebaya, yakni Indonesia Muda. Di usianya yang kala itu masih muda, pada tahun 1985, ia promosi ke Persebaya Junior.

Setahun berikutnya, Yusuf promosi ke Persebaya Senior. Ia menjadi bagian skuat saat Persebaya menjadi runner-up Perserikatan 1986-1987 dan 1987-1988, meskipun saat itu ia sering duduk di bangku cadangan. Dari situ, semangat Yusuf untuk menggeser posisi senior terus bergelora. Performa maksimal terus ditunjukannya hingga membuat pelatih Persebaya memberi kesempatan bermain di tim senior lebih banyak. Apalagi ditambah dengan hengkangnya striker utama, Mustaqim ke Assyabaab Surabaya tahun 1989.

Pada musim 1995-1996, Yusuf memilih hengkang ke PSM Makassar. Namun, hanya bertahan satu musim, ia kembali lagi ke Persebaya. Keputusannya terbilang tepat karena ia turut mengantar Persebaya meraih gelar juara Liga Indonesia 1996-1997

Lelaki kelahiran 16 April 1967 itu mempunyai kenangan manis di SEA Games 1991. Saat final melawan Thailand, Yusuf melakukan tendangan penalti yang cukup fenomenal. Dengan mengambil ancang-ancang satu langkah, ayah dari mantan pemain nasional Fandi Eko Utomo itu sukses menjebol gawang Negeri Gajah Putih, julukan Thailand. Tembakan yang dikenal sebagai panenka tersebut membuat Indonesia akhirnya menjadi juara.

Dalam Liga Jago Kapuk 2024 ini memang khusus bagi pemain usia lanjut. Hanya, aturan yang diberlakukan beda dengan turnamen-turnamen sejenis. Di Liga Jago Kapuk, memberi kesempatan empat pemain yang usianya 45-50 bisa turun. Selebihnya adalah pemain yang usianya di atas 50 tahun atau di atas kelahiran 1974.

Turnamen juga dibagi menjadi dua wilayah, Utara dan Selatan. Selain Siwalankerto dan Rea-Reo, Wilayah Utara juga dihuni oleh Gibol Nusantara Surabaya, Porong Harapan Legend Sidoarjo, dan Jaka FC Sidoarjo. Setelah pertandingan Siwalankerto melawan Rea Reo, dilanjutkan pertandingan antara Nusantara dengan Porong. Hasilnya, Porong kalah 1-2 dari Nusantara. Dua gol Nusantara diborong Mujiono. Sedang gol Porong dihasilkan Juma'ari. (*)

Editor: Andri

RELATED NEWS