Menteri Desa PDTT Diberi Gelar Guru Besar Kehormatan oleh Unesa
SURABAYA | halojatim.com - Universitas Negeri Surabaya (Unesa) memberikan gelar profesor kehormatan (honoris causa) kepada Menteri Desa, PDTT, Prof. (HC) Dr. (HC). Abdul Halim Iskandar, M.Pd.
Penganugerahan itu dilakukan dalam Rapat Terbuka Senat di Graha Unesa, Kampus Lidah Wetan, Surabaya pada Sabtu (16/9/2023).
Gelar kehormatan diberikan atas kontribusi dan dedikasi pria yang akrab disapa Gus Halim itu dalam pengembangan ilmu sosiolinguistik terhadap pembangunan desa berkelanjutan dan pemberdayaan masyarakat desa.
Rektor Unesa, Prof. Dr. Nurhasan, M.Kes., mengatakan, gelar kehormatan tingkat profesor kepada Gus Halim merupakan yang pertama diberikan Unesa.
Dengan dikukuhkannya ini, Unesa kini memiliki 109 guru besar sebagai lokomotif pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, riset dan inovasi di Unesa.
"Latar belakang dan kontribusi Gus Halim selama ini menunjukkan komitmennya di bidang pendidikan dan punya jiwa sebagai pendidik. Beliau merupakan pendidik dan sebagai dosen NIDK serta menggagas berbagai forum, termasuk Ngopi Akademis di Unesa," ucap Cak Hasan.
Dia menekankan, profesor kehormatan ini sebagai bentuk apresiasi dan pengakuan kapasitas akademik Gus Halim atas peran pentingnya yang bisa dilihat dari berbagai transformasi yang terjadi di desa saat ini.
Salah satu program baru yang digagas yaitu Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) Desa sebagai upaya peningkatan kualitas SDM desa. RPL tahap pertama dengan Bojonegoro ini sudah berjalan dan rampung masa studinya. Kini RPL juga diterapkan di Magetan.
Cak Hasan menekankan, gelar ini bukan penghargaan formal, tetapi sebuah penghormatan yang hanya diberikan atas dedikasi yang luar biasa dari tokoh terhadap pengembangan ilmu pengetahuan, masyarakat dan negara.
"Kontribusi Gus Halim di bidang sosiolinguistik merupakan sumbangan penting bagi pengembangan keilmuan dan kajian etnopragmakritis bahasa sebagai media komunikasi pembangunan dan pemberdayaan masyarakat desa," ucapnya.
Menteri Desa PDTT pada kesempatan itu menyampaikan orasi ilmiah tentang "Bahasa sebagai Media Komunikasi Pembangunan Desa dan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Desa: Kajian Etnopragmakritis".
Halim Iskandar menekankan peran penting bahasa yang berpengaruh terhadap pengembangan dan pemberdayaan masyarakat desa. Bahasa memiliki fungsi integratif, yang menyatukan. Itu merupakan ‘senjata’ pembangunan.
Menurutnya, keberhasilan pembangunan tidak hanya dilihat dari good planning dan good implementation. Namun, elemen lingkungan budaya juga menjadi variabel penting pembangunan. Sebagai produk budaya, bahasa menjadi salah satu faktor keberhasilan implementasi kebijakan dan pembangunan.
Di luar itu, pada sesi konferensi pers, Halim Iskandar menyampaikan terima kasih atas apresiasi Unesa dalam bentuk gelar kehormatan atas perjalanan dan perannya sejak santri hingga menjadi menteri.
Apa yang dia lakukan itu dinaikkan ke tahap kajian akademik secara etnopragmakritis dan diteorikan sehingga menjadi bahan kajian dan paradigma baru dalam pembangunan, khususnya pembangunan masyarakat desa.
“Peran bahasa sebagai produk budaya kita ini merupakan khazanah, kekayaan dan kebinekaan kita. Ini tidak akan tergerus apalagi tereliminasi jika menggunakan pendekatan diskursus yang sesuai kondisi masyarakat tiap daerah,” ucapnya.
Penyematan gelar kehormatan ini disaksikan langsung jajaran Kementerian Ketenagakerjaan, wakil MPR-RI, DPR-RI, pimpinan daerah, jajaran wakil rektor, dekan, dan sivitas selingkung Unesa.