Megawati Ingatkan Ahok Jangan Banyak Bicara, 'Selotip Mulutnya'

ifta - Selasa, 27 Agustus 2024 11:36 WIB
-- Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

JAKARTA, Halojatim.com- Basuki Tjahaja Purnama atau yang biasa disapa Ahok untuk berhati-hati dalam berbicara ke publik.

Ahok juga diingatkan untuk tidak sering-sering mengumbar kata-kata, termasuk ke media.

Bahkan kata Megawati, mulut Ahok harus diselotip.

Pengalaman kasus 212 menjadi pelajaran berharga bagi Ahok.

Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, mengingatkan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) agar berhati-hati dalam memberikan pernyataan kepada publik.

Pesan ini disampaikan oleh Megawati dalam pidatonya saat mengumumkan enam pasangan bakal calon gubernur dan wakil gubernur di Jakarta.

Dalam pidatonya, Megawati menyebut rakyat Indonesia saat ini sudah semakin cerdas. Oleh karena itu, ia meminta Ahok untuk lebih bijak dalam berbicara dan tidak 'ember' atau terlalu banyak bicara.

Penekanan Megawati bahwa rakyat sudah pintar mencerminkan keyakinannya bahwa masyarakat Indonesia kini semakin memahami situasi politik dan mampu menilai pemimpinnya dengan bijak.

Bahkan, Megawati dengan nada bercanda menyarankan agar Ahok 'menselotip' mulutnya untuk mencegah berbicara terlalu banyak.

"Hanya ini (mulut), dulu saya pernah bilang ke Ahok, sampai tadi saya bilang, Pak Ahok selotip tetap berjalan toh? habis kesenangannya nyerocos saja gitu loh," ujar Megawati, di Kantor DPP PDIP, Jakarta, Senin, 26 Agustus 2024.

Sontak pernyataan Megawati tersebut langsung disambut tawa oleh para hadirin. Selain itu, Megawati juga mengingatkan Ahok agar tidak memberikan jumpa pers setelah acara tersebut selesai. Mega menekankan ini adalah perintah langsung dari Ketua Umum, yang harus dipatuhi.

"Terus saya bilang di luar banyak media, jangan mau diwawancara ya. Jadi, nanti tidak usah (wawancara), karena perintah ketum tidak boleh," tegas Megawati.

Mega juga menyampaikan apresiasi kepada Mahkamah Konstitusi yang menurutnya tetap memiliki nurani dan keberanian dalam menjalankan tugasnya.

"Jadi rakyat sekarang sudah ngerti, terutama alhamdulillah akhirnya Mahkamah Konstitusi (MK) hakim-hakimnya ternyata masih punya nurani dan keberanian. Saya tidak bisa bayangkan loh, kalau hukum di ini kan, dimainkan, padahal kan ada hierarki-nya gitu. Harus mengurus apa boleh buat, ya begitu hukum di Indonesia ini," tambah Mega.

Ahok Sering Blunder

Ahok sempay menjadi sorotan nasional setelah ucapannya tentang Surat Al-Maidah ayat 51 dalam sebuah kunjungan kerja di Kepulauan Seribu pada tahun 2016.

Pernyataan tersebut dianggap menyinggung umat Islam, hingga memicu reaksi yang sangat luas dan akhirnya menimbulkan gelombang protes besar-besaran di seluruh Indonesia tertama di Jakarta yang kemudian dikenal sebagai Aksi 212.

Aksi 212, yang berlangsung pada tanggal 2 Desember 2016, menjadi salah satu demonstrasi terbesar dalam sejarah Indonesia. Jutaan orang dari berbagai daerah berkumpul di Jakarta untuk menuntut agar Ahok dihukum atas pernyataannya yang dianggap sebagai penistaan agama.

Massa aksi yang diikuti berbagai elemen masyarakat, mulai dari organisasi Islam hingga masyarakat umum, menunjukkan betapa sensitifnya isu agama dalam politik Indonesia.

Proses hukum terhadap Ahok pun berjalan cepat. Setelah serangkaian demonstrasi dan desakan dari berbagai pihak, Ahok akhirnya didakwa dengan pasal penistaan agama.

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Muhammad Imam Hatami pada 27 Aug 2024

Bagikan

RELATED NEWS