Masyarakat Suku Osing Banyuwangi Gelar Ritual Ithuk-ithukan, Ungkap Syukur Air yang Melimpah

ifta - Jumat, 02 Juni 2023 10:54 WIB
Tradisi Ithuk-ithukan yang digelar suku Osing di Banyuwangi, Jawa Timur, Kamis (2/6).

Banyuwangi, Halojatim.com- Sebagai wujud rasa syukur kepada Tuhan, warga suku Osing Banyuwangi, Jawa Timur (Jatim) menggelar ritual Ithuk-ithukan pada Kamis (1/6).

Tradisi Ithuk-ithukan yang dilakukan oleh masyarakat suku Osing Banyuwangi merupakan sebuah upacara yang diadakan sebagai bentuk rasa syukur atas kelimpahan sumber mata air.

Tradisi ini telah dilakukan secara turun-temurun dan melibatkan puluhan warga dari Dusun Rejopuro, Desa Kampunganyar, Kecamatan Glagah.

Dalam ritual Ithuk-ithukan, para peserta mengenakan busana khas suku Osing. Para pria mengenakan setelan berwarna hitam, sementara wanita mengenakan kebaya hitam dengan bawahan jarik Banyuwangi.

Para ibu-ibu membawa ithuk (alas makan) dan baskom yang berisi berbagai menu makanan sederhana.

Ithuk sendiri merupakan alas makan yang terbuat dari daun pisang. Dalam prosesi tersebut, warga mengarak ithuk dan makanan menggunakan berbagai jenis makanan, salah satunya adalah ingkung ayam bakar.

Tetua Adat Dusun Rejopuro, Sarino, menjelaskan bahwa tradisi Ithuk-ithukan dilaksanakan setiap 12 Dzulqaidah dalam kalender Islam.

Banyaknya ithuk yang disajikan melambangkan pentingnya agar semua warga mendapatkan makanan dan tidak ada yang kelaparan.

Prosesi arak-arakan dimulai dari pusat pemukiman Rejopuro menuju Sumber Hajar, yang merupakan sumber mata air utama di dusun tersebut.

Setelah warga berkumpul di sana, mereka melaksanakan doa bersama di dekat sumber air. Kemudian, menu makanan yang dibawa oleh warga disajikan dan dimakan bersama-sama.

Sarino menjelaskan bahwa Sumber Hajar memiliki peran penting dalam kehidupan masyarakat Rejopuro.

Sumber air tersebut menyimpan air yang melimpah dan digunakan warga untuk berbagai keperluan sehari-hari, termasuk mengairi lahan persawahan.

Dengan adanya kelimpahan sumber air tersebut, hidup masyarakat di sana dirasakan sebagai nikmat. Sumber air tersebut juga menjadi faktor yang menyatukan warga dan menjadikan mereka lebih dekat satu sama lain. ***

Bagikan

RELATED NEWS