Konser di Jakarta di Depan Mata, Ini 5 Fakta Seputar Coldplay yang Jarang Diketahui
JAKARTA, Halojatim.com - Selangkah lagi band dunia Coldplay akan manggung di Jakarta.
Chris Martin dkk bakal menggebrak Jakarta dengan konser bertajuk "Music of The Spheres" di Stadion Utama Gelora Bung Karno pada Rabu, 15 November 2023.
Meski sempat diwarnai penolakan dan pro kontra, nyatanya 70.000 tiket ludes terjual.
- Rumah Sakit Al-Shifa di Gaza Berhenti Beroperasi
- Tak Ingn Mati Muda? Lakukan Jalan 8 Ribu Langkah Sehari
- Pusat Pencemaran Udara Terburuk di Dunia Ada di Negara-negara Asia, adakah Indonesia?
Kendati sudah dikenal banyak orang, dapat dipastikan banyak dari masyarakat Indonesia yang belum mengetahui untold story secara utuh soal Coldplay, misalnya perubahan nama band dan keengganan menelurkan album turunan.
Asal tahu saja, Coldplay merupakan band asal Britania Raya yang terbentuk pada 1996 di University College London. Nama "Coldplay" diambil dari buku puisi karya teman sekolah sang vokalis Chris Martin.
Saat ini Coldplay beranggotakan Chris Martin (Vokalis), Jonny Buckland (Gitaris), Guy Berryman (bassis), dan Will Champion sebagai drummer dan perkusionis. Mereka debut dengan album "Parachutes," dirilis pada tahun 2000 dan dengan cepat meraih kesuksesan global, membawa mereka ke puncak panggung musik dunia.
Kesuksesan ini diikuti oleh serangkaian album sukses seperti "A Rush of Blood to the Head," "X&Y," dan "Viva la Vida or Death and All His Friends." Band ini dikenal oleh publik luas lantaran mampu menciptakan suara musik yang eksperimental, mencampur elemen-elemen rock, pop, dan alternatif. Nah Berikut 5 fakta unik Coldplay yang jarang diketahui publik luas.
1. Nama Awal Band dan Perubahan Menjadi Coldplay
Ketika Coldplay pertama kali terbentuk pada tahun 1996 di University College London, mereka tidak selalu dikenal sebagai "Coldplay." Nama awal band ini adalah "Starfish." Namun, setelah mengetahui bahwa ada band lain dengan nama serupa, mereka memutuskan untuk mengubah namanya menjadi Coldplay pada tahun 1998.
2. Album Pertama yang Hampir Tidak Dirilis
Album debut Coldplay, "Parachutes," hampir tidak pernah dirilis. Saat sedang dalam proses rekaman, label rekaman mereka tidak yakin apakah album ini akan sukses. Namun, setelah mendengarkan versi awal dari lagu "Yellow," mereka yakin bahwa Coldplay memiliki potensi besar. Akhirnya, "Parachutes" dirilis pada tahun 2000 dan menjadi sukses besar, meraih beberapa penghargaan dan memperkenalkan band ini ke panggung musik dunia.
3. Inspirasi dari Bencana Alam
Salah satu lagu paling terkenal Coldplay, "Fix You," terinspirasi dari bencana alam. Chris Martin, vokalis band ini, menulis lagu ini setelah melihat berita tentang huru-hara di Amerika Serikat yang disebabkan oleh Badai Katrina pada tahun 2005. Lirik-liriknya menyentuh hati banyak pendengar, dan lagu ini menjadi salah satu karya paling ikonik dari Coldplay.
4. Ketidaknyamanan Terhadap Kategori Genre
Coldplay sering kali sulit untuk dikategorikan ke dalam satu genre musik tertentu. Mereka menciptakan suara yang mencakup elemen-elemen rock, pop, alternatif, dan kadang-kadang disebut sebagai "post-Britpop."
Namun, anggota band, terutama Chris Martin, telah menyatakan ketidaknyamanan mereka terhadap label genre. Mereka percaya bahwa musik mereka tidak boleh dibatasi oleh batasan genre dan lebih suka untuk bereksperimen dengan berbagai gaya musik.
5. Tidak Ada Album Turunannya
Coldplay dikenal karena konsistensinya dalam merilis album studio utuh tanpa album turunan. Ini berarti setiap kali mereka merilis album, itu adalah kumpulan lagu baru yang telah diproduksi dengan cermat dan dipilih dengan hati-hati.
Meskipun banyak band modern menghasilkan album turunan atau single secara terpisah, Coldplay tetap setia pada konsep album lengkap sebagai karya seni yang utuh.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Alvin Pasza Bagaskara pada 13 Nov 2023